Ntvnews.id, Senegal - Di Senegal, komunitas Baye Fall dikenal dengan praktik ibadah yang unik dibandingkan mayoritas Muslim lainnya. Mereka beribadah melalui kerja keras dan pengabdian kepada masyarakat, menjadikan aktivitas sehari-hari mereka sebagai bentuk doa dan spiritualitas.

Saat senja di Desa Mbacke Kadior, lantunan nyanyian dari para penganut Baye Fall menggema. Dengan busana kain perca berwarna-warni, mereka membentuk lingkaran di depan masjid, tubuh mereka bergerak seirama dengan irama lagu.

Api unggun kecil di belakang mereka menciptakan bayangan yang tampak menari. Ritual ini, yang disebut saam fall, dilakukan dua kali seminggu dan berlangsung sekitar dua jam. Komunitas Baye Fall merupakan bagian dari persaudaraan Mouride, Islam Sufi di Senegal.

Baye Fall Komunitas Muslim di Senegal (face2faceafrica)

Mereka tidak menjalankan ibadah wajib seperti salat lima waktu atau puasa Ramadhan, tetapi menggantinya dengan kerja keras untuk melayani masyarakat. "Kerja keras adalah bentuk ibadah kepada Tuhan," jelas Maam Samba, seorang pemimpin Baye Fall, dilansir BBC.

Di komunitas ini, semua pekerjaan memiliki makna spiritual. Membajak sawah, membangun sekolah, atau membuat kerajinan tangan dipandang sebagai bentuk meditasi dan doa. "Segala tugas yang dilakukan dengan penuh dedikasi adalah wujud pengabdian kepada Tuhan," tambah Samba.

Busana khas Baye Fall yang terbuat dari kain perca mencerminkan nilai-nilai mereka. Di Desa Mbacke Kadior, para wanita dengan sabar mencelupkan kain polos ke dalam pewarna cerah, sementara para pria menjahit kain menjadi pakaian. Hasil kerajinan ini didistribusikan ke seluruh Senegal, sekaligus menjadi media untuk menyebarkan filosofi Baye Fall.

Baye Fall Komunitas Muslim di Senegal (Baye Fall)