Ntvnews.id, Jakarta - DPR Filipina memutuskan untuk melakukan Wakil Presiden Sara Duterte setelah adanya pengaduan mengenai dugaan tindakan korupsi.
Selain itu juga, Sara Duterte dituduh dalam penyalahgunaan jutaan dolar dana publik serta melakukan pengancaman pembunuhan terhadap Presiden Ferdinand Marcos Jr.
Baca Juga: Sekjen PBB Suarakan Pentingnya Cegah 'Pembersihan Etnis' di Palestina
Melansir BBC, Kamis 6 Februari 2025, Sara Duterte membantah semua tuduhan tersebut dan mengatakan bahwa ia merupakan korban dari dendam politik.
Pemerintah Filipina meningkatkan pengamanan Presiden Ferdinand Marcos Jr. dan keluarganya usai menerima ancaman pembunuhan dari Wakil Presidennya sendiri, Sara Duterte, demikian dilaporkan media setempat, Ahad. (ANTARA/Anadolu/py )
Langkah mengejutkan ini secara luas dilihat sebagai eskalasi dari perseteruan sengit antara Duterte dan Marcos yang telah membuat negara ini tegang selama berbulan-bulan.
"Setelah diajukan oleh lebih dari sepertiga keanggotaan Dewan Perwakilan Rakyat atau total 215 dari 306 anggota, bahwa mosi ini telah disetujui," kata Ketua DPR Filipina Martin Romualdez.
Sara Duterte bakal menjadi pejabat Filipina keempat yang dimakzulkan setelah mantan Presiden Joseph Estrada seorang ombudsman dan mantan Ketua Mahkamah Agung.