A PHP Error was encountered

Severity: Warning

Message: Invalid argument supplied for foreach()

Filename: libraries/General.php

Line Number: 87

Backtrace:

File: /www/ntvweb/application/libraries/General.php
Line: 87
Function: _error_handler

File: /www/ntvweb/application/controllers/Read.php
Line: 64
Function: popular

File: /www/ntvweb/index.php
Line: 326
Function: require_once

Beijing: Tak Mungkin Pandemi COVID-19 Disebabkan oleh Kebocoran Laboratorium - Ntvnews.id

Beijing: Tak Mungkin Pandemi COVID-19 Disebabkan oleh Kebocoran Laboratorium

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 13 Feb 2025, 12:00
thumbnail-author
Muhammad Hafiz
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Guo Jiakun dalam konferensi pers di Beijing pada Rabu (12/2/2025). Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Guo Jiakun dalam konferensi pers di Beijing pada Rabu (12/2/2025). (Antara)

Ntvnews.id, Beijing - Kementerian Luar Negeri China kembali membantah tuduhan bahwa Institut Virologi Wuhan terlibat dalam penciptaan atau kebocoran virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi COVID-19.

"China telah menjelaskan lebih dari sekali bahwa Institut Virologi Wuhan tidak pernah terlibat dalam studi perolehan fungsi virus corona. Tidak pernah merancang, membuat atau membocorkan COVID-19," ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Guo Jiakun, dalam konferensi pers di Beijing pada Rabu, 12 Februari 2025.

Sebelumnya, media di Amerika Serikat melaporkan bahwa Badan Bantuan Luar Negeri AS (The United States Agency for International Development atau USAID) disebut dalam lembar fakta "pemborosan dan penyalahgunaan" yang dirilis Gedung Putih pada 3 Februari 2025.

Laporan itu mengungkapkan bahwa USAID telah menggelontorkan jutaan dolar kepada EcoHealth Alliance, sebuah organisasi berbasis di New York yang bergerak dalam perlindungan terhadap penyakit menular.

Baca juga: China Minta AS Berhenti Memanipulasi Isu Asal-usul COVID-19

Organisasi ini memberikan hibah kepada Institut Virologi Wuhan dalam penelitian virus corona yang menyebabkan pandemi COVID-19. Akibatnya, muncul tuduhan bahwa virus tersebut adalah hasil rekayasa laboratorium yang tidak sengaja bocor.

Menanggapi hal ini, Guo Jiakun menegaskan bahwa "Terkait penelusuran asal-usul virus, China dengan tegas menentang segala bentuk manipulasi politik. AS perlu mengintrospeksi diri, alih-alih mengabaikan tanggung jawab kepada pihak lain."

Ia juga menekankan bahwa penelitian tentang asal-usul virus harus berbasis sains dan dilakukan oleh para ilmuwan, bukan digunakan untuk kepentingan politik.

"Sangat tidak mungkin bila pandemi disebabkan oleh kebocoran laboratorium. Hal ini adalah kesimpulan resmi yang dicapai oleh para ahli misi gabungan WHO-China berdasarkan sains setelah kunjungan lapangan mereka ke laboratorium di Wuhan dan komunikasi mendalam dengan para peneliti," ungkapnya.

Menurut Guo Jiakun, kesimpulan ini juga telah mendapat pengakuan luas dari komunitas internasional, termasuk kalangan ilmuwan.

Sementara itu, EcoHealth Alliance, mantan presidennya Peter Daszak, serta Institut Virologi Wuhan, dilarang menerima dana federal selama pemerintahan Biden karena dinilai gagal mematuhi pembatasan dan persyaratan transparansi dalam eksperimen virologi yang mereka lakukan di Wuhan.

Antara tahun 2009 hingga 2019, USAID menghabiskan 210 juta dolar AS untuk program PREDICT, yang bertujuan mengumpulkan sampel virus dari berbagai negara dan mengirimkannya ke puluhan laboratorium untuk penelitian lebih lanjut. Salah satu laboratorium yang terlibat dalam program ini adalah Institut Virologi Wuhan, yang pada 2019 diketahui memiliki lebih dari 11 ribu sampel virus dari program PREDICT.

Dalam beberapa tahun terakhir, USAID disebut semakin membingkai pendanaannya untuk program-program terkait China sebagai bagian dari strategi menahan ekspansi global China melalui bantuan dan investasi. USAID sendiri memiliki anggaran tahunan lebih dari 40 miliar dolar AS dan mengelola program bantuan di seluruh dunia, termasuk yang berhubungan dengan China. Namun, program-program tersebut mendapat kritik dari Gedung Putih.

Presiden AS Donald Trump bahkan telah memerintahkan penutupan USAID melalui unggahan di media sosial X. Keputusan ini didukung oleh Elon Musk, yang menjabat sebagai Kepala Department of Government Efficiency (DOGE), sebuah badan baru dalam pemerintahan AS yang bertugas melakukan efisiensi anggaran federal. Musk menuduh bahwa USAID "(mendanai) penelitian senjata biologis, termasuk COVID-19, yang menewaskan jutaan orang."

(Sumber: Antara)

x|close