Ntvnews.id, Taheran - Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, mengecam rencana Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk memindahkan warga Gaza, dengan menyebutnya sebagai "rencana bodoh". Khamenei menegaskan bahwa rencana tersebut "tidak akan berhasil".
Dilansir AFP, Kamis, 20 Februari 2025, Khamenei menyampaikan kecaman itu saat bertemu dengan pemimpin kelompok Jihad Islam, Ziyad al-Nakhalah, yang sedang berada di Teheran pada Selasa, 19 Februari 2025 waktu setempat.
"Rencana bodoh Amerika atau rencana-rencana lainnya terkait Gaza dan Palestina tidak akan berhasil," ujar Khamenei dalam pernyataannya.
Trump sebelumnya mengejutkan dunia dengan mengusulkan rencana untuk mengambil alih Gaza yang telah porak-poranda akibat perang antara Israel dan Hamas selama 16 bulan terakhir. Rencana tersebut mencakup pemindahan warga Palestina yang tinggal di Jalur Gaza ke negara lain, seperti Mesir dan Yordania.
Baca Juga: Menlu Kanada Peringatkan Pemimpin Eropa soal Ancaman yang DItimbulkan oleh Pemerintahan Trump
Usulan Trump itu menuai kecaman dan penolakan dari berbagai pihak, terutama negara-negara Arab. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bahkan memperingatkan bahwa rencana tersebut bisa mengarah pada "pembersihan etnis" di wilayah Palestina.
"Tidak ada rencana yang akan terlaksana tanpa persetujuan kelompok perlawanan dan rakyat Gaza," tegas Khamenei, sambil menekankan bahwa opini publik global berada di pihak Palestina.
Iran sebelumnya sudah menolak rencana Trump dan menganggapnya sebagai "serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya" terhadap hukum internasional serta Piagam PBB.
Baca Juga: X Anak Elon Musk Ngupil di Depan Trump Sambil Sebut: Kamu Bukan Presiden, Kamu Harus Pergi
"Pihak yang satu setengah tahun lalu mengklaim akan menghancurkan kelompok perlawanan dalam waktu singkat, kini menerima tahanan mereka dalam kelompok kecil dari para petempur perlawanan," ujar Khamenei.
Pernyataan ini merujuk pada pertukaran sandera dan tahanan antara Hamas dan Israel yang merupakan bagian dari kesepakatan gencatan senjata Gaza yang mulai berlaku sejak 19 Januari lalu.