Ntvnews.id, Jakarta - Letnan Kolonel Rosita Baptiste, seorang perempuan asal Indonesia, kini telah mencapai pangkat tinggi di Angkatan Darat Amerika Serikat (AS). Meski memiliki postur tubuh yang tidak terlalu tinggi, ia berhasil meniti karier militernya di negara lain, sesuatu yang tidak mungkin ia lakukan di tanah kelahirannya.
Rosita mengakui bahwa tingginya yang tidak memenuhi standar telah menghalanginya untuk bergabung dengan militer atau kepolisian di Indonesia. Namun, jalan hidup membawanya ke arah yang berbeda hingga akhirnya ia meraih pangkat Letnan Kolonel di militer AS.
"Ketika saya di Indonesia tidak bisa gabung militer karena saya pendek. Saya bahkan tidak bisa maju menjadi jaksa, kan jaksa di Indonesia punya tinggi tertentu. Ada juga keinginan jadi polwan (polisi wanita). Tapi kan tidak mungkin saya jadi polwan kecil begini," ujarnya dalam sebuah wawancara dengan VOA Indonesia, dilansir Kamis, 20 Februari 2025.
View this post on Instagram
Sebelum mencapai posisinya saat ini, Rosita sempat mengalami berbagai kesulitan sebagai pendatang di Amerika. Ia mengisahkan bagaimana pekerjaan pertamanya di sana mengharuskannya membersihkan toilet, sebuah pengalaman yang sangat berat baginya.
"Pertama kali saya kerja harus bersihkan rest rooms, saya nangis. Saya bilang sama ibu, saya telepon ibu di Jakarta, tidak kebayang saya ke Amerika bersihkan WC. Tapi ya itulah hidup," tuturnya.
Kini, sebagai seorang prajurit, Rosita harus siap menghadapi berbagai risiko, termasuk dikirim ke medan perang. Ia bahkan pernah ditempatkan di Kuwait dan Irak saat konflik masih berlangsung.
"Entah peluru nyasar atau apa dari langit-langit bolong, mental kena meja saya. Kalau saya tidak nunduk, (kepala) saya kena. Kalau waktunya meninggal ya meninggal di situ,” kenangnya.
Letnan Kolonel Rosita Baptiste (YouTube)
Keberhasilan Rosita mencapai pangkat Letnan Kolonel merupakan prestasi luar biasa, terutama mengingat masih sedikit perempuan dari kelompok minoritas yang mampu menembus posisi tinggi di militer AS.
"Ia itu hebat, apa yang ia capai itu luar biasa sebagai perempuan minoritas, bisa mendapat pangkat seperti sekarang itu pencapaian hebat. Dan ia juga seorang pemimpin yang hebat," kata Kolonel Maria Carillo mengomentari pencapaian Rosita.
Sebagai konsekuensi dari bergabung dengan militer AS, Rosita harus melepaskan kewarganegaraan Indonesianya. Meskipun demikian, ia tetap merasa memiliki ikatan emosional yang kuat dengan tanah kelahirannya.