Ntvnews.id, Jakarta - Insiden baku tembak terjadi di sebuah restoran mewah di Johannesburg, Afrika Selatan, setelah pertengkaran terkait kebijakan larangan senjata api di tempat tersebut.
Dilansir dari AFP, Senin, 10 Maret 2025, peristiwa bermula ketika pihak restoran menolak masuk seorang pria yang membawa senjata api, sesuai dengan kebijakan mereka yang melarang senjata di dalam restoran.
"Seorang pria bersenjata berusaha masuk ke restoran yang menerapkan larangan membawa senjata," ujar pihak kepolisian dalam pernyataan resminya.
Pertengkaran yang terjadi dengan petugas keamanan restoran pun memicu aksi saling tembak antara pengawal pria tersebut dan pihak keamanan restoran.
Baca Juga: Sekuriti Ungkap Ada yang Teriak 'Maling' di TKP Penembakan Bos Rental
Akibat kejadian ini, dua pengawal dari pria bersenjata tersebut tewas di lokasi, sementara pria itu sendiri meninggal dunia di rumah sakit karena luka-luka yang dideritanya.
Selain itu, empat orang lainnya, termasuk dua pelanggan restoran, mengalami luka akibat tembakan.
"Penyelidikan awal mengungkap bahwa pria yang memicu kejadian ini sebelumnya pernah ditangkap atas insiden penembakan di Sandton tahun lalu," kata kepolisian setempat.
Baca Juga: Sidang Lanjutan Kasus Penembakan Bos Rental Digelar di Pengadilan Militer
Afrika Selatan, sebagai negara paling maju di benua Afrika, memiliki tingkat pembunuhan yang tinggi. Banyak warga memiliki senjata api berlisensi untuk perlindungan pribadi, sementara senjata ilegal juga banyak beredar.
Pemerintah sebelumnya melaporkan bahwa tingkat pembunuhan mengalami penurunan hampir 10 persen pada kuartal terakhir tahun lalu. Namun, angka kejahatan tetap tinggi, dengan rata-rata 75 pembunuhan terjadi setiap hari. Dalam tiga bulan terakhir tahun 2024, tercatat sebanyak 6.953 kasus pembunuhan.