Ntvnews.id, Washington DC - Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah memindahkan lebih dari 200 anggota geng asal Venezuela ke penjara super maksimum di El Salvador. Pemindahan ini tetap dilakukan meskipun ada putusan hakim AS yang memblokirnya.
Dilansir dari BBC, Selasa, 18 Maret 2025, Presiden El Salvador Nayib Bukele mengumumkan melalui media sosial bahwa sebanyak 238 anggota geng Venezuela Tren de Aragua telah tiba di negaranya, bersama dengan 23 anggota geng internasional MS-13, pada Minggu, 16 Maret 2025 pagi.
Baik pemerintah AS maupun El Salvador tidak merinci identitas para tahanan maupun memberikan informasi mengenai dugaan kejahatan atau keterlibatan mereka dalam kelompok kriminal.
Baca Juga: Nikita Mirzani Rayakan Ultah di Penjara, LM Kirim Doa Spesial
Sebelumnya, seorang hakim federal telah melarang pemerintahan Trump menggunakan hukum perang kuno sebagai dasar untuk membenarkan deportasi, namun pemindahan tetap dilakukan.
"Ups, terlambat," tulis Bukele dalam unggahannya, seolah mengejek putusan hakim tersebut.
Bukele juga membagikan video yang memperlihatkan deretan tahanan dengan tangan dan kaki terborgol, dikawal oleh petugas bersenjata saat mereka turun dari pesawat. Ia menyatakan bahwa para tahanan tersebut akan ditempatkan di Pusat Penahanan Terorisme (Cecot), salah satu penjara terbesar dan paling terkenal di El Salvador.
Presiden El Salvador menambahkan bahwa mereka akan ditahan di fasilitas tersebut selama satu tahun, dengan kemungkinan perpanjangan masa penahanan.