A PHP Error was encountered

Severity: Warning

Message: Invalid argument supplied for foreach()

Filename: libraries/General.php

Line Number: 87

Backtrace:

File: /www/ntvweb/application/libraries/General.php
Line: 87
Function: _error_handler

File: /www/ntvweb/application/controllers/Read.php
Line: 64
Function: popular

File: /www/ntvweb/index.php
Line: 326
Function: require_once

Kemenag: Digitalisasi di Pesantren Perlu Segera Diimplementasikan - Ntvnews.id

Kemenag: Digitalisasi di Pesantren Perlu Segera Diimplementasikan

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 19 Mar 2025, 13:18
thumbnail-author
Katherine Talahatu
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Direktur pada Direktorat Pesantren Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Basnang Said saat acara peluncuran program CSR Huawei di kawasan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Selasa, 18 Maret 2025. Direktur pada Direktorat Pesantren Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Basnang Said saat acara peluncuran program CSR Huawei di kawasan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Selasa, 18 Maret 2025. (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta -  Direktur Pesantren Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kemenag, Basnang Said, menekankan pentingnya digitalisasi di lingkungan pesantren sebagai langkah strategis dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.

"Terdapat sekitar 42.000 pondok pesantren di seluruh Indonesia dengan jumlah santri mencapai sekitar 4,6 juta jiwa. Jika dihitung dengan madrasah dan sekolah yang berada di bawah naungan pesantren, potensi jumlah santri mencapai sekitar 18 juta jiwa," kata Basnang saat acara peluncuran program CSR Huawei di kawasan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Selasa, 18 Maret 2025.

Basnang menuturkan bahwa pesantren telah berperan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa melalui sektor pendidikan sejak sebelum Indonesia merdeka. Namun, sepanjang sejarah, hampir tidak pernah ada pesantren yang melakukan demonstrasi terhadap negara. 

Baca juga: CEO Huawei Tak Sengaja Bocorkan Tablet Lipat Baru

"Karena oleh kiai, para santri diajarkan bagaimana hidup sederhana. Hampir tidak pernah ada yang berdemonstrasi ke negara hanya karena tidak terpenuhi sarana prasarananya," kata Basnang.

Dalam peringatan satu abad Nahdlatul Ulama (NU), Basnang mengungkapkan bahwa terdapat 68 pesantren yang telah berdiri bukan hanya selama satu abad, tetapi berabad-abad lamanya. Beberapa di antaranya bahkan telah ada sejak abad ke-14, jauh sebelum kedatangan Belanda di Indonesia pada abad ke-16. 

Salah satunya Berperan sentral Kiai, yang memiliki kapabilitas dan keahlian dalam ilmu keagamaan serta didorong untuk menjadi pendidik yang berkualitas.

Selain itu, pesantren juga mencetak santri yang berkontribusi signifikan bagi bangsa dan negara. Salah satu contohnya adalah Menteri Agama Nasaruddin Umar, yang merupakan alumni pesantren di Sulawesi Selatan.

Pesantren juga menanamkan nilai-nilai karakter, keilmuan, dan keterampilan bagi para santri. Meskipun mayoritas pesantren berada di wilayah pedesaan dengan keterbatasan akses terhadap teknologi dan infrastruktur, upaya digitalisasi terus dilakukan. 

Baca juga: Kemenag Rancang Pesantren Bertaraf Global, Apa Keunggulannya?

Kementerian Agama menaruh perhatian besar pada peningkatan sarana dan prasarana pesantren agar dapat mengakses dunia digital. Pada tahun 2024, Kemenag telah membantu digitalisasi 250 pesantren dari total 42.000 pesantren yang ada, menunjukkan komitmen negara dalam mempercepat transformasi digital di lingkungan pesantren.

Kemenag juga menyambut baik keterlibatan sektor swasta dalam meningkatkan fasilitas digital pesantren. Salah satu inisiatif terbaru datang dari Huawei, yang pada Selasa petang meluncurkan program "Huawei I Do Care" untuk mendukung 12 pesantren dan panti asuhan di 16 wilayah Indonesia.

Basnang berharap kolaborasi antara pemerintah dan pihak swasta dapat mempercepat digitalisasi pesantren, sejalan dengan program yang telah dicanangkan oleh Kementerian Agama.

"Kami mengajak semua pihak untuk bersama-sama membangun pesantren yang lebih berkualitas," kata Basnang Said. 

(Sumber: Antara) 

x|close