Turis Tewas Mendadak, Tempat Wisata Terkenal Tutup Sementara

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 29 Mar 2025, 08:15
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Ramses Manurung
Editor
Bagikan
Ilustrasi mayat. (Antara) Ilustrasi mayat. (Antara)

Ntvnews.id, Rio de Janeiro - Seorang turis mengalami kejadian tragis saat mengunjungi monumen Christ The Redeemer di Rio de Janeiro, Brasil, hingga menyebabkan monumen tersebut ditutup sementara.

Dilansir dari AFP, Sabtu, 29 Maret 2025, turis tersebut adalah Alex Duarte, pria berusia 54 tahun asal negara bagian Rio Grande do Sul, Brasil.

Insiden itu terjadi ketika Duarte tengah menaiki tangga menuju dasar patung. Tiba-tiba, ia merasa tidak sehat dan akhirnya pingsan sekitar pukul 07.39, seperti terekam dalam CCTV.

Orang-orang di sekitarnya, termasuk keponakannya dan seorang pendeta dari Sanctuary of the Christ the Redeemer, segera berusaha memberikan pertolongan, termasuk melakukan pijat jantung.

Namun, tidak ada ambulans yang tersedia di lokasi wisata tersebut. Tim medis baru tiba pada pukul 08.13, tetapi sayangnya, mereka tidak dapat menyelamatkan Duarte. Paramedis mengonfirmasi kematiannya sembilan menit setelah tiba, dan jenazahnya kemudian dibawa ke rumah sakit, di mana dokter memastikan penyebab kematiannya adalah serangan jantung.

Baca Juga: Hadeh, Turis Tantrum Lukai Warga Lokal

Kejadian ini memicu kemarahan warga Brasil setelah keponakan Duarte membagikan keluhannya di media sosial mengenai minimnya layanan medis di monumen tersebut. Ia menyoroti absennya ambulans serta fasilitas medis yang justru tidak beroperasi saat situasi darurat.

Perusahaan yang bertanggung jawab atas layanan di monumen tersebut menyatakan bahwa kantor dokter hanya beroperasi mulai pukul 08.00 pagi.

Sanctuary of the Christ the Redeemer pun mengkritik kurangnya fasilitas penting di lokasi, termasuk ambulans, aksesibilitas universal, air minum, pemadam kebakaran sukarela, toilet yang ramah disabilitas, eskalator, lift yang berfungsi penuh, serta sinyal internet dan telepon.

Menanggapi kritik tersebut, The Institute Chico Mendes of Biodiversity Conservation (ICMBio), badan pemerintah yang mengelola taman nasional dan cagar alam, menyatakan bahwa penyediaan layanan dan dukungan medis di area tersebut merupakan tanggung jawab perusahaan pemegang konsesi akses taman.

Monumen ini terletak di dalam Taman Nasional Tijuca, yang berada di bawah pengawasan ICMBio. Pastor Omar Raposo, rektor Sanctuary, menilai bahwa ICMBio tidak menerima cukup dana dari pemerintah federal sehingga tidak mampu mengelola taman dengan baik.

Baca Juga: Jepang Naikan Pajak Bagi Turis, Ini Alasannya

"Ini adalah simbol pariwisata terpenting di Brasil. Sayangnya, infrastruktur yang tersedia tidak memadai untuk menampung jumlah wisatawan yang datang setiap hari," ujar Raposo kepada Crux.

Perselisihan antara ICMBio dan pihak Sanctuary terkait pengelolaan monumen ini bukanlah hal baru. Pada 2021, Raposo pernah mengeluhkan bahwa ia dan pendeta lainnya sempat dilarang memasuki Sanctuary oleh petugas ICMBio.

"Kali ini masalahnya jauh lebih serius, karena ada korban jiwa," tambahnya.

Setelah pemerintah negara bagian menutup monumen pada 17 Maret, Raposo memutuskan untuk menyewa ambulans dengan biaya pribadi agar monumen bisa kembali dibuka.

Pada hari yang sama, ICMBio juga menyediakan ambulans di lokasi. Secara kebetulan, setelah monumen dibuka kembali pada 18 Maret, seorang turis asal Denmark mengalami gangguan kesehatan saat mendaki menuju monumen. Berkat ketersediaan ambulans, ia segera mendapatkan perawatan medis dan dilarikan ke rumah sakit sebelum akhirnya diperbolehkan pulang beberapa jam kemudian.

"Tragedi lain bisa saja terjadi. Syukurlah kami memutuskan untuk menghadirkan ambulans di sini," ujar Raposo.

x|close