Ntvnews.id, Jakarta - Wakil Ketua DPRD Jawa Tengah, Mohammad Saleh tampak hadir dalam Seminar Nasional yang digelar oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UIN Jakarta dengan tema “Perintis dan kepeloporan RM Margono Djojohadikusumo dalam Meletakkan Fondasi Sistem Keuangan Modern untuk Pembangunan Perekonomian Indonesia“ yang membahas kontribusi RM Margono dalam membangun sistem keuangan nasional.
Mohammad Saleh, menyatakan kesiapan secara pribadi ataupun kelembagaan mengawal aspirasi masyarakat khususnya paguyuban seruan eling banyumas (Serulis Emas) terkait usulan pemberian gelar pahlawan nasional kepada RM Margono.
“Kami hadir disini sebagai bagian dari proses mengawal aspirasi teman teman Seruling Emas (Paguyuban Seruling Mas) yang memperjuangkan usulan agar RM Margono mendapatkan gelar pahlawan nasional,” ujarnya.
Sementara itu dalam wawancara secara terpisah Ketua Paguyuban Seruan Eling Banyumas (Seruling Mas), Wisnu Suhardono, mengungkapkan pihaknya sedang memperjuangkan gelar Pahlawan Nasional untuk RM Margono. “Kontribusi beliau dalam mendirikan BNI dan membangun ekonomi rakyat adalah sumbangsih nyata bagi kemerdekaan,” tegas Wisnu.
Rektor UIN Jakarta, Prof. Dr. Asep Saepudin Jahar, MA, dalam sambutan kegiatan tersebut menekankan pentingnya mengenang jasa tokoh bangsa yang kurang dikenal generasi muda. “Kita perlu merefleksikan ketokohan para pejuang, khususnya untuk pemahaman generasi masa kini yang mulai asing dengan pendiri bangsa,” ujarnya. Dalam pidato juga terungkap bahwa Universitas Islam Negeri Jakarta saat ini tengah menginisiasi pembangunan galeri atau museum tokoh nasional di lingkungan UIN Jakarta sebagai media edukasi sejarah bagi mahasiswa.
Arsitek Sistem Perbankan Modern & Komitmen Perjuangan
Dukungan juga datang dari Menteri Agama RI, Nasaruddin Umar, yang hadir sebagai keynote speaker dalam seminar tersebut yang menyebut RM Margono sebagai pemimpin yang memadukan nilai-nilai kebangsaan dan keagamaan dalam visi pembangunan ekonomi nasional. Nasaruddin Umar menyoroti tiga pelajaran dari kiprah RM Margono:
1. Kolaborasi agama dan kebangsaan untuk keadilan ekonomi.
2. Kepemimpinan visioner dalam mengambil risiko jangka panjang.
3. Komitmen pada kemandirian dan literasi keuangan rakyat.
Guru Besar Sejarah Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), Prof. Dr. Sugeng Priyadi, M.Hum, sebagai narasumber seminar, mengungkapkan bahwa RM Margono bukan sekadar pendiri Bank Negara Indonesia (BNI) pada 1946. “Beliau adalah arsitek sistem perbankan modern yang berbasis pada semangat ekonomi kerakyatan,” jelasnya di Auditorium Harun Nasution UIN Jakarta.
Prof. Sugeng juga membedah latar belakang historis RM Margono, yang lahir di Bodas Karangjati, Purbalingga, dan memiliki garis keturunan langsung dari Panglima Perang Diponegoro di wilayah Banyumas. “Margono berasal dari keluarga pejuang dengan nilai keislaman dan nasionalisme yang kuat. Ia mewarisi spirit perjuangan, tetapi mengarahkannya ke pembangunan ekonomi dan perbankan modern,” imbuhnya.
Dalam diskusi tersebut juga terungkap beberapa peran RM Margono lain seperti terlibat pembentukan koperasi dan pendirian lembaga keuangan seperti Bank Industri Negara (BAPINDO) dan PT Natour.