Ntvnews.id, Jakarta - Kabar duka datang dari keluarga jurnalis ternama Najwa Shihab. Suami tercintanya, Ibrahim Sjarief Assegaf, mengembuskan napas terakhir pada Selasa, 20 Mei 2025 di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RS PON), Jakarta.
Almarhum meninggal dunia akibat komplikasi stroke yang menyebabkan pendarahan di otak. Kepergiannya meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, kerabat, dan publik yang mengenal sosoknya sebagai tokoh hukum yang rendah hati dan berprestasi.
Perjalanan Cinta Najwa Shihab dan Ibrahim Assegaf: 6 Bulan Pacaran, Langsung Menikah
Di balik ketegasan dan kecemerlangannya sebagai jurnalis, kisah cinta Najwa Shihab ternyata menyimpan sisi keberanian yang tak kalah besar. Di usia 20 tahun, saat kariernya mulai menanjak, Najwa memutuskan untuk menikah muda dengan Ibrahim Sjarief Assegaf, pria yang hanya dikenalnya selama enam bulan.
Pertemuan mereka bermula di Fakultas Hukum Universitas Indonesia, tempat Ibrahim lebih senior. Meski baru sebentar berkenalan, Najwa mengaku yakin bahwa Ibrahim adalah sosok yang tepat untuk menjadi pendamping hidupnya. Pernikahan mereka pun berlangsung di Solo, kampung halaman Ibrahim, menggunakan upacara adat Jawa yang khidmat pada tahun 1997.
Keduanya telah menjalani rumah tangga selama lebih dari dua dekade dan dikaruniai seorang putra bernama Izzat Ibrahim Assegaf. Rumah tangga Najwa dan Ibrahim dikenal sangat harmonis, jauh dari gosip, dan menjadi panutan banyak pasangan muda.
Selain itu, di balik keharmonisan keluarga kecil ini, Najwa dan Ibrahim menyimpan harapan besar untuk kembali menimang buah hati, khususnya seorang anak perempuan. Meski upaya mereka tak membuahkan hasil dalam waktu yang lama, keduanya tetap bersyukur atas kehadiran Izzat yang tumbuh menjadi anak yang cerdas dan membanggakan.
Bagi Najwa, perjuangan memiliki anak perempuan bukan sekadar soal jumlah, tetapi tentang keikhlasan menerima takdir dengan hati penuh syukur.
Sebelum dikenal luas sebagai pembawa acara Mata Najwa, Najwa telah menunjukkan kemandirian dan keberaniannya sejak muda. Saat SMA, ia terpilih mengikuti program pertukaran pelajar AFS dan menghabiskan satu tahun di Amerika Serikat.
Karier jurnalistiknya dimulai dari RCTI, sebelum akhirnya ia bergabung dengan Metro TV pada tahun 2001 demi mendalami dunia jurnalistik yang lebih idealis. Di tengah perjalanan membangun karier itulah, Najwa mengambil langkah besar untuk menikah di usia yang masih sangat muda.
Keputusan tersebut bukan tanpa risiko, namun waktu membuktikan bahwa pilihannya tepat. Dengan dukungan Ibrahim, Najwa terus tumbuh menjadi figur publik yang berintegritas dan tetap membumi.
Kepergian Ibrahim meninggalkan ruang kosong di sisi Najwa. Namun kisah cinta mereka yang tulus dan penuh keyakinan tetap akan dikenang sebagai bagian dari perjalanan hidup seorang Najwa Shihab jurnalis, istri, dan ibu yang tak pernah takut mengambil keputusan besar dalam hidupnya.