Negara Barat Ramai Kecam Serangan Israel, Ini Respons Netanyahu

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 21 Mei 2025, 08:50
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Benjamin Netanyahu Benjamin Netanyahu (Istimewa)

Ntvnews.id, Tel Aviv - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, merespons kritik dari para pemimpin Prancis, Kanada, dan Inggris terkait operasi militer negaranya di Gaza. Dalam pernyataannya, Netanyahu menilai bahwa kecaman tersebut justru menjadi "hadiah besar" bagi kelompok Hamas.

"Ketika para pemimpin di London, Ottawa, dan Paris menuntut agar Israel menghentikan perang yang kami anggap sebagai upaya membela diri sebelum Hamas dihapus dari perbatasan kami, dan ketika mereka mendorong pembentukan negara Palestina, mereka sebenarnya memberikan hadiah besar bagi serangan genosida yang terjadi pada 7 Oktober serta membuka peluang terjadinya kekejaman serupa," ujar Netanyahu, seperti dikutip dari AFP, Rabu, 21 Mei 2025.

Ia merujuk pada serangan Hamas ke wilayah Israel pada Oktober 2023 yang menjadi awal konflik di Gaza.

Sebelumnya, Inggris, Prancis, dan Kanada menyatakan penolakan terhadap meningkatnya agresi militer Israel di Jalur Gaza. Ketiga negara itu memperingatkan bahwa mereka siap mengambil "langkah konkret lanjutan" jika Tel Aviv tidak menghentikan serangannya dan tidak membuka kembali akses bantuan kemanusiaan.

Baca Juga: Tolak Upaya Banding Israel, ICC Tegaskan Surat Penangkapan Netanyahu Tetap Berlaku

Menurut laporan Al Arabiya, peringatan tersebut secara langsung ditujukan kepada pemerintahan Netanyahu.

"Kami tidak akan berdiam diri melihat pemerintah Netanyahu melakukan tindakan yang sangat meresahkan ini," demikian isi pernyataan bersama yang dirilis pada Senin , 19 Mei 2025 waktu setempat.

Ketiga negara juga menegaskan komitmen mereka untuk mendukung pengakuan atas negara Palestina sebagai bagian dari upaya mewujudkan solusi dua negara, serta menyatakan kesiapan untuk bekerja sama dengan pihak lain guna mencapai tujuan tersebut.

Pernyataan tersebut sejalan dengan tuntutan gabungan dari 22 negara, termasuk Inggris, Prancis, dan Kanada, yang mendesak Israel agar segera membuka akses penuh bagi pengiriman bantuan ke Gaza. Mereka memperingatkan bahwa masyarakat Gaza tengah menghadapi ancaman kelaparan serius.

Baca Juga: Netanyahu Akan Temui Trump untuk Bahas Gaza dan Iran

Sejak 2 Maret, Israel telah memberlakukan blokade total atas masuknya bantuan ke wilayah Gaza, namun pada Senin, 19 Mei 2025, pemerintah Israel mengumumkan akan mengizinkan sebagian truk bantuan kemanusiaan memasuki wilayah tersebut.

Netanyahu mengungkapkan bahwa keputusan itu diambil karena "gambar-gambar kelaparan yang meluas" di Gaza berpotensi melemahkan legitimasi operasi militer yang sedang berlangsung.

Sementara itu, dalam pernyataan mereka, Inggris, Prancis, dan Kanada mengecam kebijakan penolakan Israel terhadap bantuan kemanusiaan yang dianggap vital bagi warga sipil. Mereka menyebut kebijakan tersebut "tidak dapat diterima" dan berpotensi melanggar hukum kemanusiaan internasional.

x|close