Spanyol Ajak Negara Eropa untuk Tekan Israel

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 28 Mei 2025, 08:30
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Warga Spanyol Demo Minta Pemerintah Berhenti Jual Senjata ke Israel Warga Spanyol Demo Minta Pemerintah Berhenti Jual Senjata ke Israel (ANTARA)

Ntvnews.id, Madrid - Menteri Luar Negeri Spanyol, Jose Manuel Albares, menyerukan agar dunia internasional mempertimbangkan pemberian sanksi kepada Israel demi menghentikan konflik di Gaza.

DIlansir dari DW, Rabu, 28 Mei 2025, seruan ini disampaikan dalam Konferensi Tingkat Tinggi Madrid antara negara-negara Eropa dan Arab pada Minggu, 26 Mei 2025, yang membahas penghentian agresi militer Israel dan mendukung penerapan solusi dua negara.

Serangan militer Israel terhadap kelompok Hamas telah memicu pergeseran sikap dari sejumlah sekutu tradisional Israel, yang kini mulai mendesak penghentian kekerasan.

Selama dua bulan terakhir, blokade terhadap bantuan kemanusiaan telah memperburuk kelangkaan makanan, air, bahan bakar, dan obat-obatan di Gaza, menimbulkan ancaman kelaparan luas. Meski Israel akhirnya mengizinkan masuknya bantuan, organisasi kemanusiaan menilai jumlah tersebut masih sangat jauh dari mencukupi.

Baca Juga: Spanyol dan Portugal Mati Listrik Massal

Konferensi di Madrid ini bertujuan untuk mengakhiri perang yang disebut Albares sebagai tindakan yang "tidak manusiawi" dan "tidak rasional".

Ia menegaskan bahwa bantuan ke Gaza harus diberikan secara besar-besaran tanpa syarat, pembatasan, maupun kontrol dari Israel. Ia bahkan menyebut Gaza sebagai “luka terbuka bagi kemanusiaan.”

"Berdiam diri dalam situasi seperti ini berarti ikut membiarkan pembantaian ini terjadi... karena itu kami berkumpul di sini," ujarnya tegas.

Spanyol dorong pemberlakuan sanksi

Konferensi ini dihadiri oleh berbagai perwakilan negara, termasuk Prancis, Inggris, Jerman, Italia, serta negara-negara Arab seperti Mesir, Yordania, Arab Saudi, Turki, Maroko, dan juga organisasi seperti Liga Arab dan OKI. Negara-negara yang telah mengakui kedaulatan Palestina, seperti Norwegia, Islandia, Irlandia, Slovenia, dan Spanyol turut hadir, bersama dengan Brasil.

Albares menyatakan bahwa Spanyol akan mendorong agar Uni Eropa segera menghentikan kerja sama dengan Israel. Ia juga mengusulkan diberlakukannya embargo senjata serta sanksi individu bagi pihak-pihak yang dianggap berupaya menggagalkan solusi dua negara secara permanen.

Konferensi ini juga menjadi momentum untuk menghidupkan kembali pendekatan solusi dua negara sebagai jalan damai dalam konflik Israel-Palestina.

Jerman: Kondisi Gaza sudah tak tertahankan

Menteri Luar Negeri Jerman, Johann Wadephul, pada Minggu, 26 Mei 2025 mengatakan bahwa kondisi kemanusiaan di Gaza sudah berada dalam titik yang “tidak tertahankan.” Dalam wawancaranya bersama stasiun televisi ARD, Wadephul menegaskan bahwa meskipun Jerman memiliki komitmen sejarah untuk mendukung keamanan Israel, pihaknya juga tak bisa menutup mata terhadap penderitaan rakyat Palestina.

“Di satu sisi, kami berdiri bersama Israel karena tanggung jawab historis. Namun, kami juga menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan prihatin terhadap penderitaan masyarakat Gaza,” jelasnya.

Baca Juga: Spanyol Batalkan Beli Senjata dari Israel, Kenapa?

Wadephul menambahkan bahwa ia telah membahas kondisi ini kembali dengan Menteri Kehakiman Israel, Gideon Saar. “Sangat penting bantuan kemanusiaan bisa disalurkan segera dan secara efektif,” ujarnya.

Israel telah menerapkan blokade ketat di Gaza selama beberapa pekan terakhir, yang memicu kecaman dari komunitas internasional serta kekhawatiran akan bencana kelaparan bagi dua juta penduduk di wilayah tersebut.

Sejak kunjungannya ke Israel dua minggu lalu, Wadephul mengaku terus menjalin komunikasi hampir setiap hari dengan Saar. Ia juga menegaskan bahwa kebijakan Jerman terhadap kawasan tersebut akan tetap dilandasi oleh nilai-nilai kemanusiaan dan perhatian terhadap nasib warga Palestina. “Namun, ini adalah situasi yang amat kompleks bagi kami,” akunya.

Pernyataan Wadephul turut disuarakan oleh tokoh konservatif Armin Laschet, mantan kandidat kanselir Jerman. Dalam wawancaranya dengan ZDF, Laschet mengkritik tindakan Israel yang dinilai melanggar hukum hak asasi manusia internasional.

“Menahan pengiriman makanan, obat-obatan, dan bantuan kemanusiaan untuk warga sipil bukanlah cara efektif melawan Hamas,” ujarnya. “Membiarkan warga sipil mati kelaparan bertentangan dengan hukum internasional.”

Saat ini, Laschet menjabat sebagai Ketua Komite Urusan Luar Negeri di Bundestag, parlemen Jerman.

x|close