Ntvnews.id, Jakarta - Sebuah video yang memperlihatkan pesawat komersial menuju Arab Saudi tampak kosong viral di media sosial dan memicu berbagai spekulasi. Ternyata, insiden ini berkaitan erat dengan gagalnya ribuan calon jemaah haji furoda asal Indonesia berangkat ke Tanah Suci pada musim haji 2025.
Hingga akhir Mei 2025, visa haji furoda, yang merupakan visa undangan langsung dari Pemerintah Kerajaan Arab Saudi, belum juga diterbitkan. Akibatnya, meski para jemaah telah melunasi biaya perjalanan yang mencapai ratusan juta rupiah, keberangkatan mereka pun batal.
Kondisi ini memunculkan polemik dan rasa kecewa mendalam di kalangan jemaah. Banyak dari mereka telah menyiapkan diri secara spiritual dan finansial, namun harus menerima kenyataan pahit karena kendala administratif di luar kuasa mereka.
Pemerintah Arab Saudi tahun ini memperketat regulasi visa non-kuota, termasuk visa furoda. Pengetatan ini berkaitan dengan pertimbangan kapasitas, pengawasan, serta pembaruan sistem digitalisasi visa. Kebijakan tersebut berdampak langsung pada ribuan jemaah dari berbagai negara, termasuk Indonesia.
Baca Juga: Visa Haji Furoda Tak Terbit, Ini Penjelasan Menag Nasaruddin Umar
Menag Nasaruddin Umar (WEBSITE KEMENTERIAN AGAMA RI)
Menanggapi situasi ini, sejumlah biro perjalanan haji menawarkan dua opsi kepada jemaah terdampak, yaitu pengembalian dana secara penuh atau penjadwalan ulang keberangkatan untuk musim haji berikutnya. Meski begitu, tidak sedikit jemaah yang masih merasa kecewa karena harus menunda niat suci mereka.
Wakil Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Haji Furoda dan Umrah Indonesia (Asphirasi), Tauhid Hamdi, meminta para jemaah untuk tetap tabah dan menerima kondisi ini dengan penuh keikhlasan.
“Keberangkatan haji itu tidak hanya bergantung pada rencana manusia, tetapi juga atas izin Allah SWT dan mengikuti kebijakan Pemerintah Arab Saudi yang terus berubah. Kita harus bersabar,” ujar Tauhid.
Peristiwa ini menjadi pelajaran penting bagi masyarakat untuk lebih memahami dinamika visa non-kuota seperti furoda. Pemerintah pun diharapkan memperkuat pengawasan terhadap biro perjalanan dan terus melakukan diplomasi aktif dengan Arab Saudi agar kejadian serupa tidak terulang di tahun-tahun mendatang.