Ntvnews.id, Jakarta - Krisis di Timur Tengah kembali memanas setelah Israel melancarkan serangan udara besar-besaran ke wilayah Iran pada Jumat, 13 Juni 2025 malam. Di tengah meningkatnya eskalasi militer dan kekhawatiran akan perang terbuka, sorotan publik tertuju pada langkah mengejutkan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, yang dilaporkan meninggalkan negaranya dan mendarat di Yunani.
Informasi ini pertama kali mencuat dari laporan Islamic Republic News Agency (IRNA), yang mengabarkan bahwa Netanyahu diterbangkan keluar dari wilayah Israel menuju lokasi yang awalnya dirahasiakan. Belakangan, Channel 12 Israel mengonfirmasi bahwa pesawat yang membawa Netanyahu mendarat di ibu kota Yunani, Athena.
“Media Israel sempat menerbitkan foto pesawat resmi Netanyahu yang dikawal dua jet tempur, terbang menuju lokasi yang tidak diungkapkan di luar wilayah pendudukan,” tulis IRNA, dikutip pada Minggu, 15 Juni 2025.
Langkah ini menuai spekulasi luas, terutama karena dilakukan hanya beberapa jam setelah Iran meluncurkan serangan balasan ke dua kota besar di Israel, Yerusalem dan Tel Aviv. Iran menargetkan kota-kota tersebut usai sejumlah tokoh militer pentingnya tewas akibat gempuran udara Israel, termasuk Mayor Jenderal Mohammad Baqeri, Mayor Jenderal Hossein Salami, dan Mayor Jenderal Gholamali Rashid.
Tak lama setelah serangan Iran dimulai, Bandara Tel Aviv menangguhkan seluruh penerbangan komersial, membuat evakuasi dan perpindahan pejabat negara menjadi terbatas. Dalam situasi genting ini, pesawat kepresidenan Israel, Wing of Zion, digunakan untuk menerbangkan Duta Besar Israel untuk Yunani, Noam Katz, yang diketahui sebagai satu-satunya penumpang dalam penerbangan tersebut.
Namun, CNN Greece dan laporan dari Anadolu Agency (AA) menyebutkan bahwa pesawat tersebut terdaftar dalam Flight Information Region (FIR) Athena, wilayah udara yang berada di bawah kendali Yunani. Berdasarkan perjanjian kerja sama militer kedua negara, pesawat-pesawat militer dari Israel memang diperbolehkan melakukan pendaratan di bandara militer Yunani dalam kondisi darurat.
Sampai saat ini, pihak pemerintah Israel belum memberikan pernyataan resmi mengenai keberadaan Netanyahu, namun laporan keberadaannya di Athena memperkuat asumsi bahwa langkah ini merupakan bagian dari upaya pengamanan terhadap kepala pemerintahan di tengah potensi konflik terbuka berskala luas.