Ntvnews.id, Teheran - Iran mengalami pergantian besar dalam jajaran militer tertingginya setelah serangkaian serangan udara Israel menewaskan sejumlah petinggi angkatan bersenjata negara tersebut.
Di tengah konflik yang semakin memanas, pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, dengan cepat menunjuk para komandan baru untuk mengisi kekosongan posisi strategis di tubuh militer dan Garda Revolusi Islam (IRGC).
Serangan besar-besaran Israel dimulai pada Jumat dini hari, 13 Juni 2025 menargetkan pusat-pusat militer dan nuklir Iran. Di antara korban yang tewas adalah Jenderal Mohammad Bagheri, Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran dan tokoh tertinggi militer yang langsung bertanggung jawab kepada Khamenei
Baca Juga: Konflik Iran-Israel Memuncak, Ini Sejarah Panjang Permusuhan 2 Kekuatan Timur Tengah
Bagheri merupakan veteran perang Iran-Irak dan telah lama menjadi tokoh kunci dalam pengembangan strategi pertahanan Iran.
Selain Bagheri, Deputi Operasi Mehdi Rabani dan Deputi Intelijen Gholamreza Mehrabi juga dilaporkan tewas. Garda Revolusi, pasukan elite yang menjadi ujung tombak pertahanan Iran, kehilangan pemimpinnya, Hossein Salami, serta delapan komandan senior lainnya dari divisi dirgantara IRGC yang tewas saat berada dalam sebuah bunker bawah tanah di Teheran.
Jenderal Mohammad Pakpour, pemimpin baru Garda Revolusi Islam (IRGC). (AFP)
Di tengah duka dan kemarahan, Khamenei mengangkat Abdolrahim Mousavi sebagai Kepala Staf Angkatan Bersenjata yang baru. Brigadir Jenderal berusia 65 tahun ini menjadi tokoh pertama dari jajaran tentara reguler (bukan IRGC) yang dipercaya mengemban jabatan ini. Mousavi adalah veteran perang yang menempuh pendidikan militer pascarevolusi Islam 1979 dan sebelumnya menjabat sebagai Panglima Angkatan Darat Iran.
Untuk posisi tertinggi di IRGC, Khamenei menunjuk Mohammad Pakpour, komandan kawakan yang telah berkarier panjang di IRGC sejak era perang Iran-Irak. Ia pernah memimpin unit lapis baja serta pasukan tempur, dan selama 16 tahun terakhir memegang komando pasukan darat IRGC. Pakpour juga pernah menjabat Deputi Operasi dan memimpin dua markas besar penting IRGC.
Selain itu, Amir Hatami, mantan Menteri Pertahanan dan tokoh militer senior, dinaikkan pangkatnya menjadi Mayor Jenderal dan ditunjuk sebagai Panglima Angkatan Darat Iran. Pria berusia 59 tahun ini dikenal karena perannya dalam menghalau serangan kelompok Mojahedin-e Khalq (MEK) dalam Operasi Mersad, salah satu momen penting dalam sejarah militer Iran.
Untuk menggantikan posisi kepala divisi dirgantara IRGC yang gugur, Khamenei menunjuk Brigadir Jenderal Majid Mousavi, seorang tokoh penting dalam pengembangan rudal balistik, drone tempur, dan peluncuran satelit Iran. Ia pernah bekerja sama erat dengan Hassan Tehrani Moghaddam, tokoh yang disebut sebagai “bapak program rudal Iran” yang meninggal dalam ledakan misterius pada 2011.
Pendemo Iran mengibarkan bendera Iran dan Palestina dalam aksi anti-Israel di Tehran. (AP News)
Para komandan baru ini secara terbuka menyatakan komitmen mereka untuk membalas serangan Israel. Spanduk-spanduk di berbagai penjuru Iran kini memuat slogan: “Kalian memulai perang, kami yang akan mengakhirinya.”
Amir Hatami menyatakan bahwa di bawah komandonya, militer Iran akan “memberikan pukulan tegas dan efektif kepada rezim Zionis palsu yang membunuh anak-anak,” merujuk pada Israel.
Selama tiga malam terakhir, komandan-komandan baru ini telah mengoordinasikan peluncuran ratusan drone bersenjata, rudal balistik, dan rudal jelajah ke arah Israel. Serangan ini telah menghantam beberapa pangkalan militer dan bangunan sipil, menewaskan sedikitnya 14 orang dan melukai puluhan lainnya.
Tak berhenti di situ, Iran juga mulai menargetkan infrastruktur energi Israel pada Minggu dini hari, sebagai respons atas serangan udara Israel yang menghantam fasilitas minyak, gas, petrokimia, baja, otomotif, serta permukiman sipil di Iran.
Otoritas Iran menyatakan bahwa lebih dari 220 warga tewas akibat serangan Israel, termasuk sedikitnya 25 anak-anak. Ledakan terus mengguncang wilayah Teheran, termasuk kawasan Niavaran, Saadat Abad, Valiasr, dan Hafte Tir yang menjadi sasaran terbaru serangan udara Israel.