PCO Sebut Prabowo Tak Hadir di KTT G7 Kanada Bukan Soal Blok

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 17 Jun 2025, 06:55
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Kepala PCO Hasan Nasbi Kepala PCO Hasan Nasbi (NTVnews.id/Deddy Setiawan)

Ntvnews.id, Jakarta - Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) Hasan Nasbi menyatakan bahwa absennya Presiden Prabowo Subianto pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G7 di Kanada pada 15-16 Juni 2025 bukan terjadi karena Indonesia tengah berpihak pada blok negara tertentu.

Hasan, saat berada di Kantor PCO, Jakarta, Senin, 16 Juni 2025 menyampaikan bahwa penyebab utamanya ialah masalah jadwal, karena pada saat yang sama presiden juga memenuhi undangan penting lain yang lebih dahulu terkonfirmasi, yaitu kunjungan kenegaraan ke Rusia dan Singapura pada 16-20 Juni 2025.

"Presiden mendapat banyak sekali undangan kehormatan dari berbagai negara. Tapi beberapa di antaranya waktunya beririsan, dan lokasinya pun berjauhan, Kanada, Rusia, dan Singapura. Pemerintah tentu sangat menghargai semua undangan ini," katanya.

Hasan Nasbi juga menerangkan bahwa undangan yang diterima Presiden Prabowo untuk bergabung di sejumlah forum internasional—termasuk St. Petersburg International Economic Forum (SPIEF) di Rusia dan annual retreat bersama Singapura—sudah diterima dan dipersiapkan lebih awal, sedangkan undangan G7 baru diterima pada awal Juni.

Baca Juga: Ekonomi Global dan Keamanan Energi Jadi Fokus Utama KTT G7

Lebih lanjut, Hasan menyebut kehadiran Presiden di SPIEF merupakan bentuk penghormatan terhadap undangan dari Rusia yang memang sudah dijadwalkan sejak Maret atau April 2025, dan presiden juga dijadwalkan menyampaikan pidato penting di forum tersebut.

Sementara itu, kunjungan ke Singapura juga dianggap penting secara strategis, karena dapat menghasilkan lebih dari 10 kerja sama bilateral yang bernilai signifikan bagi Indonesia.

Hasan menekankan bahwa sikap Indonesia di kancah internasional masih teguh pada prinsip bebas dan aktif, tanpa bergeser mendukung blok mana pun.

“Jadi, Indonesia tidak condong ke blok manapun, kita tidak melihat dunia hitam putih. Jadi spekulasi-spekulasi semacam tadi, kayak cenderung ke blok ini, itu tidak ada. Kita baru saja menyelesaikan milestone penting menuju keanggotaan OECD, sementara juga aktif dalam BRICS, G20, dan APEC,” katanya.

Baca Juga: Indonesia Dorong Resolusi Damai Myanmar dan Penguatan Kerja Sama Kawasan di KTT ke-46 ASEAN

Menurut Hasan, Indonesia bergabung dan aktif di berbagai forum internasional, baik yang dipelopori Barat atau Timur, berdasarkan kepentingan bangsa dan manfaat strategis yang dapat diberikan.

"Kita nggak akan masuk ke dalam blok militer, blok pertahanan. Kita masuk dalam blok ekonomi selama itu menguntungkan buat bangsa kita. Jadi kira-kira itu,” kata Hasan menambahkan.

Pemerintah juga berharap masyarakat tidak terjebak pada perspektif geopolitik yang dapat menyudutkan Indonesia, dan dapat memahami bahwa keputusan presiden untuk tidak menghadiri sebuah konferensi internasional memang berdasarkan pertimbangan matang dan jadwal kerja yang memang tengah berjalan.

x|close