Turis Kaget Sewa Penginapan Persis Disamping Rumah Duka

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 3 Jul 2025, 08:57
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Siti Ruqoyah
Editor
Bagikan
Ilustrasi ambulans. Ilustrasi ambulans. (Instagram)

Ntvnews.id, Singapura- Seorang ibu asal Taiwan menyampaikan kekecewaannya setelah memesan hotel secara daring dan mendapati bahwa penginapannya bersebelahan langsung dengan rumah duka.

Shannon, yang berencana berlibur ke Singapura bersama dua putrinya, telah memesan kamar di Arton Boutique Hotel kawasan Lavender untuk tiga malam, dari 3 hingga 6 Juli, dengan biaya sebesar SGD 637 atau sekitar Rp 8,1 juta.

Setelah menyelesaikan pembayaran, Shannon baru memeriksa lokasi hotel dan terkejut mengetahui bahwa penginapan yang ia pilih berdampingan dengan Singapore Casket, salah satu rumah duka paling terkenal di Singapura.

"Informasi seperti ini sama sekali tidak disebutkan di platform pemesanan maupun di situs resmi hotel," ungkap Shannon, dilansir dari Stomp, Kamis, 3 Juli 2025.

Baca Juga: Del Monte Ajukan Pailit, Siap Restrukturisasi dan Jual Aset Untuk Bayar Utang

Ibu dua anak itu segera menghubungi pihak hotel dengan harapan bisa membatalkan pemesanan dan memperoleh pengembalian dana. Namun, permintaan tersebut ditolak.

"Meskipun saya baru memesan dan belum menempati kamar, hotel tetap menerapkan kebijakan non-refundable," ujar Shannon.

Ia merasa kecewa karena menurutnya, ia telah beritikad baik, tetapi justru dirugikan oleh informasi yang tidak transparan.

Shannon juga menyampaikan kekhawatirannya bahwa kedua putrinya, yang masih kecil, bisa merasa takut jika mengetahui bahwa mereka akan menginap di dekat rumah duka. Namun, pihak hotel tetap pada kebijakan awal dan tidak memberikan solusi atau kompensasi.

Akibat kejadian ini, Shannon merasa rencana liburannya terganggu dan rasa percayanya terhadap industri perhotelan di Singapura pun terkikis.

"Sebagai turis yang tidak mengenal lingkungan sekitar, saya merasa tidak nyaman dan tertipu. Ini sangat membuat stres dan merusak kepercayaan saya terhadap standar pariwisata di kota ini, bahkan sebelum saya sempat check-in," keluhnya.

Baca Juga: Turis Mabuk Berulah, Berujung Digebuki Warga

Menurut Shannon, lokasi hotel yang sangat dekat dengan rumah duka bukanlah pilihan ideal bagi sebagian besar wisatawan, terutama keluarga yang membawa anak kecil. Ia menilai wisatawan tidak seharusnya ditempatkan di lingkungan yang berpotensi membuat tidak nyaman, apalagi jika mereka telah berusaha segera mengambil tindakan untuk memperbaiki kesalahan.

"Tak ada turis yang patut merasa tertipu atau tidak memiliki pilihan di kota yang terkenal akan ketertiban dan kepercayaannya," tegasnya.

Meski mengakui bahwa dirinya seharusnya lebih teliti dalam mengecek lokasi hotel, Shannon menekankan bahwa penyedia akomodasi juga memiliki tanggung jawab untuk secara jujur dan transparan menginformasikan detail penting seperti itu.

"Situasi ini menyoroti pentingnya transparansi dan kewajiban pengungkapan bagi penyedia akomodasi, serta perlunya perlindungan bagi konsumen asing yang tidak mengenal kondisi lokal," jelasnya.

Ia juga menggarisbawahi bahwa kedekatan hotel dengan tempat yang dianggap sensitif atau dapat menimbulkan ketidaknyamanan emosional seharusnya menjadi pertimbangan penting untuk diinformasikan kepada tamu.

Shannon akhirnya memutuskan untuk memesan tempat menginap lain bagi keluarganya. Namun, ia tetap merasa kecewa karena pengalaman liburan pertama putrinya di Singapura telah tercoreng oleh kejadian ini.

"Saya sangat menyukai Singapura. Tapi ini adalah kunjungan pertama anak-anak saya, dan saya ingin mereka punya kenangan yang menyenangkan bukan rasa takut." jelasnya.

x|close