Cathlab Modern Akan Diterapkan Nasional, Akses Penanganan Jantung dan Stroke Diperluas ke 38 Provinsi

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 30 Jul 2025, 18:25
thumbnail-author
Dedi
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Ilustrasi Dokter dan Pasien Ilustrasi Dokter dan Pasien (Philips)

Ntvnews.id, Jakarta - Pemerintah Indonesia menggandeng perusahaan teknologi kesehatan global, Royal Philips, untuk memperluas layanan cathlab (kateterisasi jantung dan pembuluh darah) ke seluruh 38 provinsi bersama Kementerian Kesehatan.

Langkah ini menjadi bagian dari program Strengthening Indonesia’s Healthcare Referral Network (SIHREN) untuk memperkuat sistem rujukan dan pemerataan layanan kesehatan lanjutan di seluruh Tanah Air.

Kesepakatan kerja sama ini merupakan hasil dari proses lelang internasional kompetitif (ICB), di mana perusahaan ini terpilih sebagai mitra penyedia teknologi dan pelatihan. Proyek ini mencakup instalasi cathlab canggih, layanan perawatan alat, hingga peningkatan kapasitas tenaga medis.

Teknologi minimal invasif yang dihadirkan memungkinkan pasien mendapatkan penanganan medis lebih cepat dan aman. Menurut studi di jurnal Minimally Invasive Surgery, teknik ini secara signifikan mengurangi rasa sakit pascaoperasi, mempercepat pemulihan, dan memangkas durasi rawat inap dibandingkan operasi terbuka.

“Ini berarti pasien di Indonesia kini dapat memperoleh prosedur penyelamatan jiwa. Untuk mengurangi beban pada sistem kesehatan, termasuk di Indonesia, dibutuhkan inovasi terbaik dalam infrastruktur dan layanan kesehatan,” ujar Roy Jakobs, CEO Royal Philips dalam keterangannya, Rabu, 30 Juli 2025.

Dengan meningkatnya kasus penyakit tidak menular seperti jantung, stroke, dan kanker, proyek ini dinilai krusial. Ketiga penyakit tersebut masih menjadi penyebab utama kematian di Indonesia, dan beban ekonominya diperkirakan mencapai USD 4,47 triliun. Sayangnya, layanan tingkat lanjut masih terpusat di Pulau Jawa, meninggalkan ketimpangan besar di luar wilayah tersebut.

“Perawatan minimal invasif benar-benar mengubah hidup pasien, membuka peluang pengobatan yang dulunya tak terbayangkan,” kata Carla Goulart Peron, Chief Medical Officer di Philips.

Sebagai bagian dari proyek ini, juga akan dilakukan pelatihan bagi tenaga medis serta penyediaan layanan pemeliharaan alat. Langkah ini menjadi bagian dari upaya jangka panjang untuk memperkuat sistem rujukan dan mendekatkan layanan kesehatan canggih ke daerah-daerah yang sebelumnya tidak terjangkau.

Selain mendukung transformasi layanan penyakit tidak menular, perusahaan yang terlibat dalam proyek ini juga diketahui memiliki jejak operasional di 12 kota di Indonesia, termasuk fasilitas manufaktur di Batam. Baru-baru ini, yayasan afiliasinya juga meluncurkan inisiatif bersama organisasi World Child Cancer untuk mempercepat deteksi dini kanker anak di berbagai wilayah.

“Kami terus berkomitmen untuk mendukung transformasi kesehatan Indonesia dengan berbagai inovasi yang dirancang untuk meningkatkan kebutuhan pasien dan para tenaga kesehatan,” ujar Astri R. Dharmawan, Presiden Direktur Philips Indonesia.

x|close