Waspada Aktivitas Sesar Lembang Terus Meningkat, BMKG Ingatkan Potensi Bahaya

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 20 Agu 2025, 10:31
thumbnail-author
Dedi
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Ilustrasi gempa bumi Ilustrasi gempa bumi (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat adanya peningkatan aktivitas kegempaan di Jawa Barat, terutama pada Sesar Lembang bagian barat. Kondisi ini menjadi perhatian serius karena berpotensi menimbulkan dampak di wilayah sekitar.

“Kami ingatkan segmen barat Sesar Lembang terjadi peningkatan aktivitas seismikhe,p,” kata Daryono dalam keterangannya, Rabu, 20 Agustus 2025.

Menurut data monitoring BMKG, peningkatan aktivitas kegempaan mulai terlihat sejak 24 Juli 2025 pada segmen Cimeta (barat). Beberapa gempa kecil telah terjadi secara berurutan, antara lain M1,8 pada 24 Juli, M2,1 pada 28 Juli, M1,9 pada 14 Agustus, M1,8 pada 15 Agustus, dan M2,3 pada 19 Agustus.

Khusus pada 19 Agustus 2025 pukul 11.41.57 WIB, gempa M2,3 terekam di koordinat 6,82 LS–107,49 BT dengan pusat di darat, 9 km barat laut Kota Cimahi pada kedalaman 10 km. Guncangan ini dirasakan lemah (skala II–III MMI) di wilayah Bandung Barat.

“Yang pasti Sesar Lembang adalah sesar aktif. Jadi kapan saja bisa rilis. Fenomena seperti ini yang dikhawatirkan adalah gempa pembuka (foreshocks),” ujar Daryono.

Ia juga mengingatkan, catatan kegempaan menunjukkan peristiwa serupa pernah menimbulkan kerusakan pada 28 Agustus 2011. Saat itu, gempa M3,3 akibat aktivitas Sesar Lembang segmen Cimeta merusak 103 rumah di Kampung Muril Rahayu, Desa Jambudipa, Kecamatan Cisarua, Bandung Barat.

“Pada 2011 magnitudo 3,3. Merusak 103 rumah di Kampung Muril Rahayu, Desa Jambudipa, Kecamatan Cisarua, Bandung Barat. Segmen sesar Lembang Cimeta. Gempa ini magnitudonya kecil tapi merusak karena hiposenter gempanya dangkal, tanahnya lunak, akan makin berdampak jika struktur bangunannya lemah,” paparnya.

Meski demikian, Daryono menegaskan peningkatan aktivitas saat ini tidak bisa langsung diartikan sebagai pertanda akan terjadi gempa besar.

“Saya tidak katakan peningkatan aktivitas ini akan muncul gempa kuat, karena belum dapat diprediksi kapan gempa besar akan terjadi,” pungkasnya.

x|close