Ntvnews.id, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo menegaskan bahwa rencana pemangkasan trotoar di Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, untuk mengurangi kemacetan akhirnya dibatalkan setelah dilakukan peninjauan lebih detail.
“Baik di kiri, di kanan, setelah dilakukan pengecekan secara detail, trotoar yang ada pembangunannya saja yang bisa dilakukan. Tetapi akhirnya saya memutuskan trotoar di kanan dan di kiri tidak diganggu karena memang yang akan kita lakukan adalah menambah armada Transjakarta 14 unit,” kata Pramono di kawasan Jakarta Pusat, Kamis, 27 Agustus 2025.
Selain menambah armada Transjakarta, Pramono juga mengimbau masyarakat untuk sementara waktu tidak terlalu banyak melintasi Jalan TB Simatupang hingga November mendatang.
“Kami sedang memikirkan, hari ini kebetulan nanti jam 2, rapat khusus yang ketiga tentang TB Simatupang,” ujarnya.
Menurut Pramono, kemacetan di kawasan TB Simatupang tidak bisa ditangani secara parsial. Ia bahkan merasakan langsung kepadatan lalu lintas di kawasan tersebut saat melintas tanpa pengawalan.
“Sehingga saya tahu banget persoalan yang ada, termasuk titik-titik kemacetan yang parah. Tetapi saya sudah menginstruksikan kepada PAM JAYA, PAL JAYA, Dinas Sumber Daya Air untuk segera menyelesaikan pekerjaan, dan bedengnya nggak boleh lagi yang terlalu luas,” tutur Pramono.
Sebelumnya, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta Syafrin Liputo juga menyampaikan bahwa Pemprov DKI Jakarta resmi membatalkan opsi pemangkasan trotoar di kawasan itu. Rencana tersebut semula dipertimbangkan sebagai solusi sementara untuk mengurangi kemacetan akibat proyek galian yang sedang berlangsung.
Baca Juga: Puluhan Penumpang Remaja di Stasiun Palmerah Ditangkap Polisi
Syafrin menjelaskan, trotoar yang menjadi bahan pertimbangan berada di area galian PAL Jaya Manhole section 4, tepatnya di sisi selatan Jalan TB Simatupang, dari seberang pintu keluar Gedung Cibis Park hingga simpang tiga Jalan Keramat. Selain itu, Dishub juga sempat mengusulkan opsi lain, seperti pengalihan akses keluar Tol Cipete-Pondok Labu menuju exit Tol Lebak Bulus atau Pondok Indah, serta pembangunan laybay dan pulau lalu lintas di Jalan RS Fatmawati–TB Simatupang.
Namun, setelah dilakukan peninjauan lapangan bersama kontraktor, PAL Jaya, dan Dinas Bina Marga, rencana pemangkasan trotoar diputuskan tidak memungkinkan.
“Tidak dapat dilaksanakan karena kondisi eksisting trotoar yang ada hanya kurang dari 1 meter. Selain itu, terdapat jaringan utilitas kabel bawah tanah, tiang listrik, dan tiang penerangan jalan umum yang tidak memungkinkan untuk dipindahkan sementara dengan metode konstruksi,” jelas Syafrin.
Meski batal memangkas trotoar, Pemprov DKI tetap mengambil langkah mitigasi untuk mencegah kemacetan makin parah. Beberapa upaya darurat dilakukan, seperti memperkecil pagar area kerja dari 35 meter menjadi 20 meter, menambah jumlah pekerja serta jam kerja agar proyek lebih cepat selesai, serta menambah jumlah flagman di lapangan.
“Petugas pengatur lalu lintas dari Dishub maupun kepolisian juga sudah kami tempatkan. Intinya, pemerintah berusaha hadir di lapangan untuk membantu keluhan masyarakat yang mobilitasnya terganggu,” tegas Syafrin.
(Sumber: Antara)