Gagal Operasi Perbesar Penis, Pria Kehilangan 'Barang' Berharga Selamanya

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 3 Sep 2025, 08:50
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
ilustrasi penis ilustrasi penis (Istimewa)

Ntvnews.id, Seoul - Seorang pria berusia 35 tahun mengalami kejadian tragis setelah menjalani operasi pembesaran penis. Alih-alih berhasil, prosedur itu justru meninggalkan dampak mengerikan yang membuatnya kehilangan fungsi seksual, kesulitan buang air kecil, serta tekanan psikologis berat.

Insiden ini terjadi di distrik Gangnam, Seoul, Korea Selatan pada tahun 2020. Selama operasi, dokter yang menangani pasien justru memotong seluruh korpus kavernosum, jaringan penting di batang penis yang berfungsi untuk ereksi.

Tak hanya itu, korpus spongiosum, jaringan yang melindungi uretra, juga ikut terpotong, sehingga penis pasien mengalami kerusakan horizontal.

Dilansir dari Daily Mail, Rabu, 3 September 2025, pengadilan pada Januari 2024 memerintahkan ahli urologi tersebut membayar ganti rugi sekitar Rp28 juta. Namun, setelah dokter mengajukan banding dan kalah, jumlah kompensasi ditambah hingga Rp66 juta karena dianggap lalai.

Baca Juga: Peneliti Dibuat Kaget oleh Pria yang Alami Pembesaran Penis Tiba-tiba

Dalam persidangan, dokter dituduh tidak memberi penjelasan memadai terkait risiko prosedur, tuduhan yang ia bantah. Padahal, risiko operasi semakin tinggi karena pasien sudah memiliki implan penis yang melekat dengan jaringannya.

“Ada kemungkinan pasien akan menolak operasi tersebut, seandainya risikonya dijelaskan dengan benar,” demikian keterangan yang terungkap di pengadilan.

Baca Juga: 4 Orang Dihukum Mati Atas Kasus Penistaan Agama

Selain itu, majelis hakim menegaskan cedera seharusnya bisa dicegah jika peringatan saat operasi diperhatikan.

“Dalam kasus perlengketan serius, pembedahan seharusnya dihentikan sebelum menyebabkan cedera. Dan penjahitan seharusnya dipertimbangkan untuk mencegah komplikasi,” bunyi pernyataan pengadilan.

“Upaya pembedahan meskipun anatomi penis kurang terlihat menyebabkan cedera,” lanjut pengadilan.

x|close