Ntvnews.id, Kathmandu - Enam orang dilaporkan tewas dan puluhan lainnya mengalami luka-luka dalam bentrokan antara polisi dan pengunjuk rasa di Kathmandu, ibu kota Nepal, setelah pemerintah memberlakukan larangan terhadap sejumlah platform media sosial.
Dilansir dari Kathmandu Post, Selasa, 9 September 2025, berdasarkan keterangan rumah sakit setempat, dua pengunjuk rasa yang dirawat di Rumah Sakit Sipil akhirnya meninggal dunia, sementara empat lainnya meninggal di Pusat Trauma. Seorang dokter menambahkan, sebanyak 10 demonstran dengan luka berat masih menjalani perawatan intensif.
Sebelumnya pada 4 September, Kathmandu Post juga melaporkan bahwa otoritas Nepal memblokir beberapa platform media sosial populer yang tidak mendaftar ke Kementerian Komunikasi dan Teknologi Informasi sebelum batas waktu yang ditentukan. Platform yang diblokir termasuk X, Telegram, YouTube, Instagram, Facebook, WhatsApp, Reddit, LinkedIn, dan lainnya.
Baca Juga: WNI Ditangkap di Perbatasan India–Nepal
Situasi semakin memanas ketika para pengunjuk rasa berhasil menerobos gedung parlemen Nepal. Aparat keamanan terpaksa menanggapi dengan menggunakan meriam air, gas air mata, hingga peluru tajam, yang menyebabkan banyak korban luka.
Sebagai langkah lanjutan, otoritas Kathmandu menetapkan jam malam di sejumlah distrik kota. Menurut laporan Khabarhub, tentara Nepal juga diturunkan ke gedung parlemen di distrik New Baneshwor karena demonstran berusaha masuk ke area tersebut.
Tentara ditugaskan untuk memperkuat aparat keamanan setelah pemberlakuan jam malam, demikian laporan portal berita itu mengutip keterangan sejumlah pejabat.