Ntvnews.id, Nepal - Belasan ribu narapidana berhasil melarikan diri dari berbagai penjara di Nepal ketika kerusuhan pecah akibat demonstrasi yang berujung rusuh. Menurut keterangan kepolisian, jumlah tahanan yang kabur mencapai lebih dari 13.500 orang, tersebar di seluruh penjuru negeri.
Media lokal The Rising Nepal melaporkan bahwa para napi memanfaatkan situasi kacau sejak Selasa, 9 September 2025, saat gelombang protes berubah menjadi bentrokan besar. Kerusuhan itu membuka celah bagi ribuan tahanan untuk kabur massal dari balik jeruji.
Salah satu insiden terparah terjadi di Penjara Anak Naubasta. Kekacauan di fasilitas itu menewaskan lima napi anak dan melukai empat lainnya.
Kerusuhan juga menjalar hingga ke jantung ibu kota. Pada Rabu, 10 September 2025, seorang perempuan terlihat berjalan melewati deretan kendaraan yang terbakar di gedung Mahkamah Agung di Kathmandu.
Meski situasi pada Kamis, 11 September 2025 mulai mereda, Nepal masih siaga penuh. Tentara bersenjata lengkap disebar ke jalan-jalan untuk berpatroli, sekaligus menggunakan pengeras suara untuk menenangkan warga.
Baca Juga: Ramai Negara Keluarkan Travel Warning ke Nepal Pasca Kerusuhan
“Panglima Angkatan Darat Jenderal Ashok Raj menggelar konsultasi dengan pemangku kepentingan terkait dan juga menggelar pertemuan dengan perwakilan Gen Z,” ujar Juru bicara Militer Nepal, Rajaram Basnet seperti dikutip dari AFP.
Gelombang protes sendiri bermula dari aksi generasi muda atau Gen Z yang menentang maraknya korupsi. Namun keadaan kian memburuk setelah pemerintah memblokir media sosial, hingga memicu amarah massa.
Akibat kerusuhan, 25 warga Nepal dilaporkan tewas. Tekanan publik juga memaksa Perdana Menteri KP Sharma Oli mengundurkan diri, meninggalkan kekosongan pemerintahan di tengah kekacauan besar dan kaburnya belasan ribu napi.