Topan Super Ragasa Mengancam China, Jutaan Warga Dievakuasi dan Kota Lumpuh

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 23 Sep 2025, 20:17
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Ilustrasi topan. Ilustrasi topan. (The Standard)

Ntvnews.id, Beijing - Otoritas China menginstruksikan penutupan sekolah dan pusat bisnis di sedikitnya 10 kota menjelang datangnya topan super Ragasa yang diprediksi segera melanda wilayah selatan negara tersebut. Kebijakan ini berdampak pada puluhan juta orang dan memaksa sejumlah pabrik di pusat manufaktur utama China menghentikan aktivitasnya sementara.

Dilansir dari AFP, Selasa, 23 September 2025, keputusan penutupan itu diumumkan otoritas China pada hari yang sama.

Kota teknologi terbesar, Shenzhen, memerintahkan evakuasi terhadap 400.000 warganya. Pihak berwenang memperingatkan potensi bahaya berupa "angin kencang, hujan, ombak, dan banjir" akibat topan super Ragasa.

Baca Juga: Topan Super Ragasa Bergerak Menuju Hong Kong, China Selatan dan Taiwan Usai Terjang Filipina

"Kecuali bagi petugas penyelamat darurat dan mereka yang memastikan mata pencaharian masyarakat, mohon untuk tidak keluar rumah sembarangan," imbau otoritas kota Shenzhen dalam pernyataannya. Pemerintah setempat juga menegaskan bahwa penutupan pasar dan tempat kerja akan dimulai sejak sore hari.

Selain Shenzhen, sejumlah kota lain di Provinsi Guangdong seperti Chaozhou, Zhuhai, Dongguan, dan Foshan, juga mengumumkan langkah penangguhan aktivitas.

"Angin kencang dan hujan lebat akan dibawanya (topan-red) akan berdampak pada kota kita, memicu situasi pertahanan yang kritis," ungkap markas tanggap darurat Foshan dalam pernyataannya.

Baca Juga: KPK Curigai Topan Ginting Terima Instruksi untuk Ambil Suap

Sebelumnya, topan super Ragasa telah menghantam wilayah utara Filipina hingga menewaskan sedikitnya satu orang serta memaksa lebih dari 10.000 warga mengungsi.

Menurut laporan layanan cuaca Hong Kong, Ragasa menghasilkan hembusan angin dengan kecepatan maksimum mencapai 230 kilometer per jam ketika bergerak melintasi Laut China Selatan.

Para ilmuwan mengingatkan bahwa fenomena pemanasan global akibat perubahan iklim yang dipicu aktivitas manusia membuat badai dan topan semakin kuat serta sering terjadi.

x|close