Ntvnews.id, Jakarta - Penyelenggara Global Sumud Flotilla yang berlayar menuju Gaza melaporkan pada Rabu bahwa sebuah kapal perang Israel kembali mendekati konvoi mereka, menjadi insiden kedua dalam kurun waktu kurang dari 24 jam.
The International Committee to Break the Siege of Gaza, selaku penyelenggara, menyampaikan melalui unggahan di platform media sosial X bahwa kapal Israel tersebut mendekati Alma, kapal utama dalam armada bantuan itu.
Baca Juga: Serangan Rusia Hantam Kapal Perang Ukraina
“Sebuah kapal Israel mendekati Alma—kapal utama dari Sumud Flotilla. Kapal itu mendekat sebelum akhirnya pergi,” bunyi pernyataan tersebut.
Beberapa jam sebelumnya, pihak penyelenggara menyebut pasukan angkatan laut Israel telah melakukan “operasi intimidasi” dengan mengepung Alma dan kapal lain bernama Sirius, memutus komunikasi, serta memaksa kapal melakukan manuver untuk menghindari tabrakan.
Insiden tersebut terjadi saat konvoi bantuan sudah mencapai jarak 118 mil laut (218 km) dari Gaza.
“Kami sekarang berada 118 mil laut dari Gaza – hanya 8 mil laut (hampir 15 kilometer) dari tempat Madleen dicegat,” tulis pernyataan konvoi melalui saluran Telegram.
Baca Juga: Kapal Perang Israel Cegat Armada Global Sumud, Aktivis dan Politisi Disandera
Pada Minggu, 28 September 2025, lembaga penyiaran publik Israel, KAN, melaporkan bahwa pemerintah Israel tengah bersiap menyita kapal-kapal tersebut, serupa dengan operasi sebelumnya terhadap kapal bantuan Madleen dan Handala yang dicegat pada Juni dan Juli lalu.
Konvoi ini sebagian besar membawa pasokan medis serta bantuan kemanusiaan. Armada tersebut berangkat beberapa hari sebelumnya dengan tujuan menembus blokade Israel.
Ini menjadi kali pertama dalam beberapa tahun terakhir puluhan kapal berlayar bersama menuju Gaza—wilayah berpenduduk sekitar 2,4 juta orang yang sudah berada di bawah blokade Israel selama kurang lebih 18 tahun.
Israel memperketat pengepungan pada 2 Maret lalu dengan menutup seluruh perbatasan serta memblokir akses makanan, obat-obatan, dan bantuan, sehingga menyebabkan krisis kelaparan di Gaza meskipun truk bantuan menumpuk di perbatasan.
Baca Juga: Italia Kirim Kapal Perang Kedua untuk Kawal Armada Bantuan ke Gaza
Sejak Oktober 2023, serangan militer Israel telah menewaskan lebih dari 66.000 warga Palestina di Gaza, mayoritas perempuan dan anak-anak. Pemboman yang tiada henti menjadikan wilayah tersebut hampir tak layak huni, sekaligus memicu kelaparan dan penyebaran penyakit.
Sumber: ANTARA