Ntvnews.id, Jakarta - Bank Dunia menyoroti bahwa meskipun tingkat ketenagakerjaan di kawasan Asia Timur dan Pasifik (EAP) tergolong tinggi, generasi muda masih menghadapi tantangan besar untuk memperoleh pekerjaan yang layak dan stabil.
Dalam laporan terbarunya bertajuk East Asia and Pacific Economic Update yang dirilis pada Selasa, Bank Dunia menyebutkan sebagian besar negara di kawasan tersebut memiliki tingkat ketenagakerjaan tinggi, yakni proporsi penduduk usia kerja yang memiliki pekerjaan. Namun, persoalan besar justru muncul di kalangan muda.
Menurut Kepala Ekonom Bank Dunia untuk kawasan Asia Timur dan Pasifik, Aaditya Mattoo, meski lapangan kerja secara umum tersedia, kaum muda tetap sulit menembus pasar tenaga kerja.
“Masalahnya adalah kaum muda kesulitan mencari pekerjaan, terutama di negara-negara seperti China dan Indonesia, satu dari tujuh orang tidak memiliki pekerjaan,” ujar Mattoo dalam taklimat media yang diikuti di Jakarta.
Selain itu, laporan tersebut menyoroti rendahnya produktivitas tenaga kerja di kawasan EAP. Bank Dunia mencatat bahwa sejumlah negara besar di kawasan ini memang memiliki tingkat ketenagakerjaan di atas rata-rata global, tetapi produktivitas pekerjanya masih tertinggal dibanding standar dunia.
Baca Juga: Sri Mulyani Pamer Angka Kemiskinan dan Pengangguran Turun, Ini Buktinya
Rendahnya produktivitas tersebut berimplikasi langsung terhadap tingkat upah dan kualitas hidup pekerja yang cenderung stagnan. Mattoo menilai, peningkatan produktivitas merupakan kebutuhan mendesak agar ekonomi kawasan dapat tumbuh lebih inklusif.
Ia menegaskan bahwa produktivitas yang meningkat tidak hanya berdampak pada kenaikan upah, tetapi juga menciptakan pekerjaan dengan kualitas yang lebih baik. Namun, bagi kelompok muda, perluasan jumlah lapangan kerja baru juga menjadi faktor yang sangat penting.
Dalam laporannya, Bank Dunia menekankan bahwa reformasi untuk menciptakan pekerjaan yang lebih produktif di Asia Timur dan Pasifik harus didasarkan pada tiga pilar utama.
- Peningkatan kapasitas manusia, melalui perbaikan sistem kesehatan, pendidikan, pelatihan, dan penguasaan keterampilan yang relevan dengan perkembangan teknologi baru.
- Perluasan peluang ekonomi, dengan mendorong investasi di berbagai sektor infrastruktur seperti transportasi, energi, dan digital, serta menciptakan iklim usaha yang kondusif bagi masuknya perusahaan baru dan kemudahan akses terhadap modal swasta.
- Koordinasi kebijakan yang efektif, agar pembangunan kapasitas manusia dan perluasan peluang ekonomi dapat berlangsung secara selaras dan saling memperkuat.
Dalam laporan itu tertulis, “Penciptaan lapangan kerja yang lebih banyak dan lebih baik merupakan inti dari tantangan pembangunan di kawasan ini. Pekerjaan bukan sekadar sumber penghasilan, tetapi juga memberikan martabat, tujuan hidup dan jalan menuju masa depan yang lebih baik bagi individu dan keluarga mereka.”
Bank Dunia juga mengidentifikasi lima sektor potensial yang dapat menjadi penggerak utama penciptaan lapangan kerja sekaligus memiliki ketahanan terhadap guncangan ekonomi global. Kelima sektor tersebut adalah agribisnis, kesehatan, infrastruktur dan energi, manufaktur, serta pariwisata.
(Sumber : Antara)