Ntvnews.id, Kuala Lumpur - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia Bahlil Lahadalia dijadwalkan menghadiri Pertemuan Menteri Energi ASEAN (ASEAN Ministers on Energy Meeting/AMEM) ke-43 yang akan diselenggarakan pada 16–17 Oktober 2025 di Kuala Lumpur, Malaysia.
Nama Menteri Bahlil tercantum dalam daftar pejabat tingkat menteri energi ASEAN yang dikonfirmasi hadir pada pertemuan tersebut. Acara ini akan dipimpin oleh Wakil Perdana Menteri Malaysia sekaligus Menteri Transisi Energi dan Transformasi Air (PETRA) Datuk Amar Haji Fadillah bin Haji Yusof, yang tahun ini menjabat sebagai ketua ASEAN.
Menurut informasi yang diterima di Kuala Lumpur, Selasa, pertemuan yang digelar di Kuala Lumpur Convention Centre itu akan membahas sejumlah isu strategis di sektor energi kawasan.
Salah satu agenda utama AMEM ke-43 ialah pembahasan Rencana Aksi ASEAN untuk Kerja Sama Energi (APAEC) 2026–2030, yang akan menjadi peta jalan strategis dalam pengembangan sektor energi di Asia Tenggara untuk lima tahun ke depan.
Baca Juga: Menteri Bahlil Apresiasi Investasi SPBU Swasta, Namun Ingatkan Tetap Patuh Aturan
Selain diskusi utama, pertemuan juga akan mencakup penandatanganan beberapa nota kesepahaman (MoU) regional penting, termasuk kerja sama di bawah ASEAN Power Grid (APG) dan ASEAN Petroleum Security Agreement (APSA). Langkah ini ditujukan untuk memperkuat interkonektivitas energi kawasan, mempercepat transisi menuju energi rendah karbon, serta meningkatkan ketahanan energi regional.
Para delegasi negara anggota juga akan meninjau usulan inisiatif ASEAN Power Grid Financing (APGF), yakni sebuah platform pembiayaan bersama yang dikembangkan bersama Bank Pembangunan Asia (ADB) dan Bank Dunia. Program tersebut diharapkan mampu memobilisasi dana lebih dari 12,5 miliar dolar AS untuk mendukung proyek-proyek jaringan listrik lintas batas.
Selain itu, sejumlah inisiatif energi rendah karbon lainnya juga akan dibahas bersama mitra dialog ASEAN dan organisasi energi internasional.
Rangkaian kegiatan AMEM ke-43 akan diikuti oleh sejumlah pertemuan lanjutan, seperti AMEM+3 dengan Tiongkok, Jepang, dan Korea Selatan, Pertemuan Menteri Energi KTT Asia Timur ke-19 (EAS EMM), Dialog AMEM–Amerika Serikat, serta sesi bersama Badan Energi Internasional (IEA) dan Badan Energi Terbarukan Internasional (IRENA).
Baca Juga: Menteri Bahlil Pangkas Waktu Izin PLTP dari Setahun Jadi 3 Bulan
Sebagai bagian dari agenda, juga akan dilakukan pemberian penghargaan bagi berbagai pencapaian dan inovasi luar biasa dalam mendorong keberlanjutan energi serta transisi rendah karbon di kawasan.
Program penghargaan bergengsi ini meliputi tiga kategori utama, yaitu ASEAN Coal Awards, ASEAN Energy Efficiency and Conservation Best Practices Awards, dan ASEAN Renewable Energy Awards—yang semuanya bertujuan mengapresiasi keunggulan dan kepemimpinan di berbagai sektor energi.
Bersamaan dengan pertemuan tingkat menteri, juga akan digelar Forum Bisnis Energi ASEAN (ASEAN Energy Business Forum/AEBF) 2025. Forum ini menjadi ajang penting bagi para pelaku sektor swasta, termasuk investor, pengembang proyek, pemimpin industri, dan lembaga pembiayaan, untuk menjajaki peluang kemitraan dalam mempercepat proses transisi energi di kawasan ASEAN.
(Sumber : Antara)