Indonesia Health Forum 2025: Layanan Kesehatan Dalam Negeri Tak Kalah dari Luar Negeri

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 20 Okt 2025, 16:41
thumbnail-author
Dedi
Penulis & Editor
Bagikan
Indonesia Health Forum 2025 Indonesia Health Forum 2025 (YouTube Nusantara TV)

Ntvnews.id, Jakarta - Diskusi di Indonesia Health Forum 2025 menyoroti satu fenomena penting, yaitu meski layanan dan dokter Indonesia tidak kalah kualitasnya, tapi masih banyak masyarakat yang lebih memilih berobat ke luar negeri.

Forum ini menjadi panggung bagi para ahli dan praktisi untuk mengevaluasi tantangan sekaligus peluang penguatan sistem kesehatan nasional. Agar masyarakat kembali berobat dan memilih untuk menyehatkan tubuhnya di dalam negeri.

“Artinya bahwa di Indonesia pun tidak kalah Jago. Tidak kalah. Tinggal sekarang bagaimana mengaturnya saja. Karena kita memang sangat-sangat luas dan sangat-sangat banyak penduduk kita,” kata Dr. Sutrisno, dalam kesempatan tersebut.

Menurutnya, faktor masyarakat pergi ke luar negeri lebih karena kondisi ekonomi, akses, dan cara layanan dikemas, bukan kualitas medis.

Salah satu narasumber menambahkan, sebagian masyarakat memanfaatkan kesempatan berobat di luar negeri sebagai medical tourism, di mana mereka menggabungkan pemeriksaan kesehatan dengan wisata.

Baca Juga: Wamenkes: Pemerintah Bangun 66 Rumah Sakit di Daerah Terpencil di 27 Provinsi

Tren ini, kata dia, menunjukkan perlunya Indonesia mengejar pengemasan layanan yang lebih menarik, mulai dari hospitality, mutu layanan, hingga promosi medis yang terintegrasi.

Para narasumber juga menyoroti peran rumah sakit swasta, yang kini hampir 65% dari total rumah sakit di Indonesia. Kolaborasi antar departemen, kesehatan, pariwisata, dan imigrasi, diharapkan bisa mendorong layanan kesehatan domestik lebih kompetitif.

“Sistem layanan kesehatan kita itu memang harus didesain sedemikian rupa. Sehingga memang seperti negara-negara tetangga juga menjadikan layanan kesehatan itu seperti tourism, medical tourism,” ujar Sutrisno.

“Sehingga layanan kesehatan sekarang kita tidak boleh memandang bahwa ketika ada orang mencari kesehatan di luar itu adalah yang sakit parah. Mungkin hanya sekedar medical check up atau ingin mendapatkan sesuatu yang advance sekaligus melihat mungkin wisatawannya dan segala macam. Dan itu medical tourism dan itu berkembang,” jelas dia.

Baca Juga: Wamenkes: Pemerintah Bangun 66 Rumah Sakit di Daerah Terpencil di 27 Provinsi

Ayu Widianingrum juga menekankan, di bidang dermatologi estetik dan estetika medis, Indonesia memiliki potensi besar, namun perlu peningkatan keterampilan dan empati dokter.

“Empati itu penting. Pasien ingin didengar, bukan sekadar diberi obat,” ujarnya.

Dari sisi BPJS, Rizky mencatat bahwa persepsi masyarakat sering dipengaruhi mindset dan promosi dari luar negeri. Namun, data menunjukkan, sebagian besar pasien tetap memanfaatkan layanan dalam negeri.

“Sekarang tantangannya adalah mengangkat testimoni positif dan memastikan koordinasi antara tenaga kesehatan dan BPJS solid agar masyarakat percaya kualitas layanan di Indonesia,” kata dia.

Oleh karena itu, forum menegaskan bahwa Indonesia memiliki fasilitas, dokter, dan potensi untuk mengembangkan medical tourism domestik, asalkan layanan dikemas lebih ramah, profesional, dan terpadu. Strategi ini diharapkan bisa menahan aliran pasien ke luar negeri, sekaligus mempromosikan layanan kesehatan Indonesia ke kancah internasional.

x|close