Macron Desak Ukraina dan Eropa Dilibatkan dalam Pertemuan Trump–Putin
NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 21 Okt 2025, 10:45
Deddy Setiawan
Penulis
Tim Redaksi
Editor
Bagikan
Presiden Prancis Emmanuel Macron berbicara pada Konferensi Internasional Tingkat Tinggi untuk Penyelesaian Damai Masalah Palestina dan Implementasi Solusi Dua Negara di Markas PBB di New York, Amerika Serikat, Senin (22/9/2025). (ANTARA)
“Sejak mereka membahas nasib Ukraina, Ukraina harus dilibatkan. Sejak mereka membahas dampaknya terhadap keamanan Eropa, Eropa harus dilibatkan,” kata Macron kepada wartawan setelah menghadiri pertemuan puncak para pemimpin Uni Eropa Selatan di Slovenia, seperti dikutip dari AFP, Selasa, 21 Oktober 2025.
Rencana pertemuan itu muncul setelah percakapan telepon antara kedua pemimpin, yang menurut Kremlin berlangsung “sangat jujur dan penuh kepercayaan.”
Diskusi tersebut dilakukan di tengah upaya diplomatik untuk mengakhiri perang Ukraina, yang sempat mereda dalam dua bulan terakhir setelah pertemuan puncak Putin–Trump di Alaska pada 15 Agustus lalu gagal menghasilkan kesepakatan konkret.
“Telah disepakati bahwa perwakilan kedua negara akan segera mulai menyelenggarakan pertemuan puncak yang dapat digelar, misalnya, di Budapest,” ujar ajudan utama Putin, Yuri Ushakov, kepada wartawan seperti dikutip AFP, Jumat, 17 Oktober 2025.
Ushakov menyebut Budapest, ibu kota Hungaria, merupakan usulan Trump yang “segera” disetujui oleh Putin.
“Itu adalah percakapan yang sangat substantif, dan pada saat yang sama, sangat jujur dan penuh kepercayaan,” tambahnya, menjelaskan bahwa panggilan telepon selama 2,5 jam itu merupakan inisiatif dari pihak Rusia.
Percakapan telepon antara Putin dan Trump tersebut terjadi ketika Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sedang menuju Washington DC untuk membahas berbagai isu, termasuk potensi pasokan rudal jarak jauh Tomahawk dari AS dengan Trump.
“Vladimir Putin menegaskan kembali pernyataannya bahwa rudal Tomahawk tidak akan mengubah situasi di medan perang, tetapi akan secara signifikan merusak hubungan antara kedua negara kita. Belum lagi prospek penyelesaian damai,” ujar Ushakov.