Ntvnews.id, Washington - Presiden AS Donald Trump bulan lalu menghubungi Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MBS) melalui telepon, menyampaikan keinginannya agar Arab Saudi menormalisasi hubungan dengan Israel setelah perang di Gaza berakhir.
Hal itu dilaporkan oleh portal berita Axios pada Kamis, 14 November 2025 yang mengutip dua pejabat AS.
Menurut laporan, pejabat AS telah menyampaikan kepada Saudi harapan adanya kemajuan dalam proses normalisasi menjelang pertemuan Trump–MBS di Gedung Putih pekan depan, meski kesenjangan antara posisi Saudi dan Israel masih besar.
Trump menyampaikan kepada MBS, “dengan berakhirnya perang di Gaza, salah satu hambatan utama menuju normalisasi telah hilang, dan ia berharap sang putra mahkota Saudi menjalin hubungan kembali dengan Israel.” Laporan itu menambahkan bahwa MBS setuju untuk bekerja sama dengan Trump.
Baca Juga: MBS Putra Mahkota Arab Saudi Takutkan Hal Ini Jika Normalisasi Hubungan dengan Israel
Selain menginginkan pembentukan negara Palestina sebagai syarat normalisasi, Saudi juga menekankan perlunya pakta pertahanan dengan AS dan berharap menerima jaminan keamanan dari Washington dalam pertemuan MBS–Trump.
"Pesan kami kepada Saudi adalah: 'Kami sudah melakukan semua hal yang kalian minta. Sekarang, ada hal-hal yang diinginkan Presiden Trump, seperti normalisasi dengan Israel. Jadi, bagaimana kalian akan memenuhinya?'" kata seorang pejabat senior AS seperti dikutip dalam laporan tersebut.
Meskipun pembahasan terus berjalan, belum jelas apakah kunjungan MBS pada 18 November akan menghasilkan terobosan normalisasi, mengingat pemimpin Israel Benjamin Netanyahu masih menentang keras Solusi Dua Negara.
Baca Juga: Arab Saudi Rampungkan Kontrak Haji 1 Juta Jamaah Jelang Musim Haji 2026
Pada 29 September, Trump mengumumkan rencana 20 poin untuk mengakhiri konflik Gaza. Rencana itu tidak melibatkan Hamas maupun faksi Palestina lainnya karena pemerintahan Gaza akan diserahkan kepada “komite teknokratis dan apolitis Palestina” di bawah pengawasan dewan internasional pimpinan Trump.
Kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas mulai berlaku pada 10 Oktober. Tiga hari kemudian, Trump, Presiden Mesir Abdel Fattah Sisi, Emir Qatar Tamim bin Hamad Al Thani, dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menandatangani deklarasi mengenai gencatan senjata Gaza.
Berdasarkan kesepakatan itu, Hamas harus membebaskan 20 warga Israel yang disandera sejak 7 Oktober 2023. Sementara Israel wajib membebaskan 1.718 tahanan Palestina asal Gaza serta 250 tahanan lain yang menjalani hukuman panjang.
Pada 15 Oktober, Wall Street Journal melaporkan bahwa Hamas dan Israel mulai membahas fase kedua kesepakatan gencatan senjata yang diusulkan Trump, termasuk perlucutan senjata Hamas, tata kelola pascaperang di Jalur Gaza, dan pengerahan pasukan stabilisasi internasional di wilayah kantong Palestina tersebut.
(Sumber: Antara)
Arsip - Presiden AS Donald Trump berbicara dengan Pangeran Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman saat KTT G20 di Osaka, Jepang, 28 Juni 2019. (ANTARA/REUTERS/Kevin Lamarque/aa) (Antara)