Kamboja Sebut Serangan Udara Thailand Meluas dan Tewaskan Warga Sipil

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 16 Des 2025, 09:20
thumbnail-author
Satria Angkasa
Penulis
thumbnail-author
Dedi
Editor
Bagikan
Militer Thailand berpatroli di area Chong Bok dekat perbatasan yang disengketakan dengan Kamboja. Foto arsip: Reuters Militer Thailand berpatroli di area Chong Bok dekat perbatasan yang disengketakan dengan Kamboja. Foto arsip: Reuters (Reuters)

Ntvnews.id, Phnom Penh - Kementerian Pertahanan Kamboja menyatakan bahwa militer Thailand telah memperluas operasi serangan udara di wilayah militer keempat hingga semakin masuk ke wilayah kedaulatan Kamboja dan mengakibatkan korban jiwa dari kalangan warga sipil.

Dalam keterangannya pada Senin, kementerian tersebut mengungkapkan bahwa serangan udara itu telah mencapai Provinsi Siem Reap di barat laut Kamboja. Disebutkan pula bahwa militer Thailand menggunakan jet tempur F-16 untuk menjatuhkan dua bom di sekitar area kamp pengungsi sipil di provinsi tersebut pada Senin pukul 10.00 waktu setempat.

Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Kamboja, Touch Sokhak, dalam konferensi pers pada Senin menyampaikan bahwa eskalasi terbaru konflik di perbatasan Kamboja dan Thailand telah menyebabkan 12 warga sipil Kamboja meninggal dunia dan 74 orang lainnya mengalami luka-luka hingga Minggu 14 Desember 2025 pukul 18.00 waktu setempat.

Baca Juga: PM Thailand Ngadu ke Trump Soal Kamboja

Selain korban jiwa dan luka-luka, Touch Sokhak juga mengungkapkan bahwa jumlah pengungsi di Kamboja telah melampaui 403.000 orang. Dari jumlah tersebut, sekitar 208.000 merupakan perempuan dan sekitar 96.000 adalah anak-anak.

Sementara itu, Wakil Sekretaris Negeri sekaligus Juru Bicara Kementerian Pertahanan Kamboja, Letnan Jenderal Maly Socheata, menyatakan bahwa sejak Minggu tengah malam hingga Senin pagi, militer Thailand terus melancarkan tembakan artileri ke sejumlah titik di wilayah Kamboja.

Ketegangan di perbatasan Kamboja-Thailand kembali meningkat sejak 7 Desember. Dalam perkembangan konflik tersebut, kedua negara saling menuding pihak lawan sebagai pemicu awal terjadinya serangan.

 

(Sumber : Antara)

x|close