Kemenhan Rusia: Drone di Sekitar Kediaman Putin Bawa 6 Kilogram Bahan Peledak

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 31 Des 2025, 20:40
thumbnail-author
Satria Angkasa
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Presiden Rusia Vladimir Putin. (ANTARA/Xinhua/Cao Yang/aa Presiden Rusia Vladimir Putin. (ANTARA/Xinhua/Cao Yang/aa (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta - Kementerian Pertahanan Rusia mengungkapkan bahwa salah satu drone milik Ukraina yang diarahkan ke kawasan kediaman Presiden Vladimir Putin diketahui membawa bahan peledak berkekuatan tinggi seberat enam kilogram. Informasi tersebut diperoleh dari hasil analisis puing-puing drone yang berhasil ditembak jatuh.

Dalam sebuah video yang dipublikasikan Kementerian Pertahanan Rusia pada Rabu, 31 Desember 2025, seorang personel militer menyampaikan bahwa pemeriksaan terhadap sisa-sisa drone menunjukkan wahana tersebut merupakan varian Chaklun-V dengan hulu ledak bahan peledak berkekuatan tinggi seberat enam kilogram atau sekitar 13 pon.

Pernyataan itu muncul seiring dengan klaim Moskow mengenai serangkaian serangan drone skala besar yang dilancarkan Ukraina ke wilayah Rusia dalam beberapa hari terakhir, termasuk upaya penyerangan terhadap area sensitif yang menjadi lokasi kediaman presiden.

Baca Juga: Prancis Ragukan Klaim Rusia soal Serangan Drone ke Kediaman Vladimir Putin

Sebelumnya, pada Senin, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan bahwa Ukraina telah melancarkan serangan menggunakan 91 drone dalam satu malam, yakni pada periode 28 hingga 29 Desember, dengan sasaran kawasan kediaman Presiden Rusia di wilayah Novgorod.

Lavrov menegaskan bahwa seluruh drone tersebut berhasil dideteksi, dicegat, dan dihancurkan oleh sistem pertahanan udara Rusia, serta tidak menimbulkan korban jiwa maupun kerusakan signifikan di lokasi yang menjadi target.

“Sebagai hasil analisis terhadap drone Ukraina yang berhasil dijatuhkan, ditemukan salah satu modifikasi Chaklun-V dengan hulu ledak bahan peledak tinggi seberat enam kilogram,” ujar seorang tentara dalam video yang dirilis kementerian.

(Sumber: Antara)

x|close