Selang beberapa hari, atau tepatnya pada 31 Agustus, adiknya Eka Sandi minta ke teman-temannya diantarkan membeli bensin untuk motornya.
"Tapi teman-teman nggak ada yang mau. Terus adiknya Eka Sandi itu ngajak saya. Awalnya saya nggak mau. Saya pikir-pikir, ya sudah sekalian mau main bola juga. Sebelum berangkat ke pom bensin, saya nyimpan HP dulu di rumah, ngecas HP. Setelah ngecas HP, saya keluar lagi isi bensin," jelasnya.
Kemudian Saka Tatal berniat untuk mengantarkan motor yang dipakai tersebut ke Eka Sandi yang sudah menunggu di depan SMPN 11 Cirebon.
"Saka tuh mau nyamperin Eka Sandi. Pas baru sampai di depan SMPN 11, saya berhenti di situ, posisi motor masih nyala. Jadi Eka Sandi sama teman-teman yang lainnya lagi ditangkap. Saya malah nyamperin ke situ, akhirnya saya juga ditangkap," tambahnya.
Menurutnya, dirinya tidak mendapat keterangan apapun ketika ditangkap. "Enggak ada keterangan apapun, enggak ditanya apapun, langsung dimasukkan ke mobil."
Dia juga tidak mengetahui siapa yang menangkap dirinya. "Awalnya saya enggak tahu, tapi setelah bertanya sama yang dewasa disitu katanya Kanit Narkoba. Saya juga masih belum tahu Kanit Narkoba itu apa," cetus Saaka Tatal.
"Yang Saka ingat ada Iptu Rudiana. Saka langsung dimasukin ke mobil dibawa ke Polresta (Cirebon Kota), jadi enggak ada sempat buat menanyakan apapun."