Pertandingan tersebut berlangsung sangat sengit dan diwarnai dengan tensi tinggi, namun pada akhirnya Persebaya berhasil keluar sebagai pemenang dan mengangkat trofi juara. Kekalahan ini menjadi motivasi besar bagi PSM Makassar untuk bangkit dan terus berjuang.
Memasuki era Liga 1 Indonesia, rivalitas ini tetap terjaga dengan baik. PSM Makassar dan Persebaya terus menunjukkan performa yang konsisten dan menjadi tim yang diperhitungkan di liga.
Pertemuan mereka selalu dinantikan oleh para pendukung, yang dengan setia mendukung tim kesayangan mereka di stadion maupun melalui layar kaca.
Sejumlah pemain legendaris dari kedua tim juga menjadi bagian dari sejarah rivalitas ini. Di kubu PSM Makassar, ada nama-nama seperti Syamsul Chaeruddin dan Zulkifli Syukur yang telah memberikan kontribusi besar bagi tim.
Sementara di Persebaya, nama-nama seperti Bejo Sugiantoro dan Mat Halil menjadi ikon yang tak terlupakan.
Pertandingan antara PSM Makassar dan Persebaya tidak hanya sebatas adu strategi di lapangan, tetapi juga memiliki dampak besar terhadap sosial dan budaya. Rivalitas ini sering kali menjadi ajang silaturahmi antar pendukung, meskipun tak jarang juga diwarnai dengan ketegangan.
Namun, pada dasarnya, sepak bola adalah olahraga yang menyatukan, dan rivalitas ini memberikan warna tersendiri dalam dunia sepak bola Indonesia.