Ntvnews.id, Jakarta - Menjelang laga penting antara Indonesia dan China dalam Kualifikasi Piala Dunia 2026, perhatian tertuju bukan hanya pada strategi dan performa di lapangan, tetapi juga pada sisi personal para pemain.
Salah satu sorotan datang dari Kevin Diks, bek andalan timnas Indonesia yang mengaku ragu untuk membawa istri dan anaknya ke Jakarta karena alasan privasi. Dalam sebuah podcast bersama rekannya, Thom Haye, Kevin secara jujur mengungkapkan kekhawatirannya.
"Kami agak takut membawa Naya ke Jakarta karena semua foto dan postingan yang akan beredar di sana (media sosial)," katanya, dilansir pada Kamis, 5 Juni 2025.
Kekhawatiran ini muncul setelah beredarnya beberapa video di media sosial yang memperlihatkan wajah putrinya, Naya Ayden Diks, tanpa sensor, padahal selama ini Kevin selalu menjaga privasi keluarganya dan tak pernah menampilkan wajah anaknya di media.
Fenomena ini memicu keprihatinan di kalangan penggemar dan publik sepak bola. Banyak yang marah karena ada segelintir orang yang tidak menghargai ruang pribadi pemain, terutama menjelang pertandingan penting.
Situasi ini juga menjadi pengingat bahwa popularitas para pemain timnas kini telah mencapai level yang setara dengan selebritas atau idol K-Pop, di mana kehidupan pribadi mereka menjadi sorotan yang tak jarang berlebihan.
Kevin, yang lahir di Apeldoorn, Belanda, pada 6 Oktober 1996, merupakan salah satu pilar baru dalam skuad Garuda. Ia memulai debut bersama timnas Indonesia pada 15 November 2024, dan saat ini bermain untuk FC Copenhagen.
Musim depan, Kevin dijadwalkan bergabung dengan klub Bundesliga, Borussia Mönchengladbach. Sebelum meniti karier internasionalnya bersama Indonesia, ia telah membela sejumlah klub top Eropa, termasuk Vitesse Arnhem dan Fiorentina.
Dengan darah Maluku dari sang ibu, Kevin Diks memilih untuk membela tanah leluhurnya dan kini menjadi salah satu pemain yang diandalkan Shin Tae-yong di lini belakang. Namun, di balik semangatnya untuk membela Merah Putih, Kevin berharap publik Indonesia bisa lebih menghargai batasan privasi terutama bagi keluarganya yang tidak terbiasa dengan sorotan.
Masalah ini mencerminkan tantangan yang dihadapi oleh atlet profesional yang semakin dikenal luas. Dukungan dari suporter memang penting, namun rasa hormat terhadap kehidupan pribadi pemain menjadi hal yang tak kalah esensial, agar mereka bisa memberikan performa terbaik di lapangan tanpa tekanan dari luar.