Ntvnews.id, Jakarta - Kemenangan Donald Trump pada Pemilihan Presiden (Pilpres) Amerika Serikat (AS) baru-baru ini diperkirakan akan membawa ketidakpastian bagi industri mobil listrik di negara itu.
Trump sebelumnya pernah mengutuk kendaraan listrik (electric vehicle/EV) yang menurutnya merusak industri otomotif Negara Paman Sam tersebut. Demikian dilansir dari CNBC International, Kamis (7/11/2024).
Dia juga pernah menyebut mobil listrik sangat dipaksakan untuk konsumen. Trump berjanji untuk mencabut atau menghapus banyak standar emisi kendaraan di bawah Badan Perlindungan Lingkungan serta memberikan insentif untuk mempromosikan produksi kendaraan, seperti Undang-Undang Pengurangan Inflasi Tahun 2022 (Inflation Reduction Act of 2022/IRA) yang dikeluarkan Presiden Joe Biden.
Orang yang bernaung dalam industri otomotif mengatakan, akan sulit bagi Trump untuk sepenuhnya menghancurkan IRA, namun dia dapat menghentikan dana atau membatasi subsidi kendaraan listrik melalui perintah eksekutif atau tindakan kebijakan lainnya.
Beberapa orang mengatakan mereka memperkirakan Trump akan menargetkan kredit konsumen federal yang saat ini menawarkan hingga US$7.500 (sekitar Rp117,9 juta) untuk pembelian mobil listrik daripada menargetkan kredit produksi industri untuk perusahaan.
"IRA mungkin akan mengalami beberapa penyesuaian, dan tidak berpikir IRA akan hilang," kata salah satu pendiri dan wakil ketua perusahaan investasi The Carlyle Group, David Rubenstein.