Titik kritis tersebut terletak pada saat seseorang mengandalkan mobil untuk lebih dari 50 persen kegiatan sehari-harinya, yang mengarah pada penurunan kepuasan hidup.
Meskipun demikian, ada kalanya penggunaan mobil dapat meningkatkan kepuasan hidup.
"Menggunakan mobil kadang-kadang bisa meningkatkan kepuasan hidup, namun jika Anda harus mengemudi terlalu jauh, orang-orang mulai melaporkan tingkat kebahagiaan yang lebih rendah," ujar Rababe Saadaoui, penulis utama studi ini kepada The Guardian, seperti dikutip dari Carscoops, Jumat (3/1/2025).
"Ketergantungan yang tinggi terhadap mobil akhirnya membawa kerugian yang lebih besar dibandingkan manfaatnya," lanjutnya.
Meskipun solusi yang paling sederhana adalah pindah tempat tinggal, studi ini menyarankan agar para perencana kota dan pengambil keputusan berupaya untuk mempromosikan penggunaan transportasi multimoda dan perencanaan penggunaan lahan yang dapat mengurangi ketergantungan pada mobil serta dampak negatifnya terhadap kesejahteraan individu.