Perusahaan kendaraan listrik asal China, BYD, berhasil membukukan peningkatan penjualan sebesar 54 persen, berkat kesuksesan model sedan Seal dan kendaraan listrik Dolphin yang lebih terjangkau, dengan harga mulai dari 2,99 juta yen (sekitar Rp314 juta).
Meskipun BYD masih tertinggal dibandingkan raksasa Jepang seperti Nissan, penjualannya kini 40 persen lebih tinggi daripada Tesla, yang tetap menjadi merek kendaraan listrik impor terpopuler di Jepang.
Hyundai asal Korea Selatan juga mencatatkan peningkatan penjualan yang signifikan, dengan penjualan kendaraan listrik naik 24 persen, berkat pembaruan pada lini Ioniq 5 dan rencana untuk meluncurkan model mobil listrik lebih kecil dan terjangkau pada 2025.
Tantangan bagi Merek Jepang
Meski Jepang dikenal sebagai pelopor dalam teknologi kendaraan hybrid, respons lambat terhadap perkembangan kendaraan listrik sepenuhnya membuat merek-merek lokal tertinggal.
Produsen asing mulai mengisi celah tersebut, memanfaatkan minat konsumen terhadap harga yang lebih terjangkau dan teknologi yang kompetitif.
Saat ini, kendaraan hybrid masih mendominasi jalanan Jepang, tetapi ada perubahan yang sedang terjadi.