Antasena, Motor Hidrogen Karya Mahasiswa ITS Tampil di GHES 2025

Ntvnews.id, Jakarta - Inovasi energi ramah lingkungan kembali menjadi sorotan dalam ajang Global Hydrogen Ecosystem Summit & Exhibition (GHES) 2025 yang dihelat di Jakarta Convention Center, Kompleks Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta Pusat, pada 15–17 April.

Acara tahunan ini diikuti oleh berbagai pelaku industri dan pengembang teknologi energi baru dan terbarukan. 

Salah satu yang mencuri perhatian adalah sepeda motor bertenaga hidrogen hasil karya mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.

Motor ini dikembangkan oleh tim riset Antasena ITS, sebuah lembaga di bawah naungan kampus tersebut yang berfokus pada pengembangan teknologi hidrogen sebagai sumber energi masa depan.

Menurut Barra Izzatur Radhi'fan, Technical Manager dari Tim Antasena, kehadiran sepeda motor Antasena di GHES 2025 merupakan hasil kolaborasi antara ITS dan PLN. 

Motor ini sebelumnya telah tampil dalam ajang PLN Innovation and Competition in Electricity (PLN ICE) 2024, dan berhasil meraih juara pertama dalam kategori Rancang Bangun Sepeda Motor Hidrogen.

"Alhamdulillah kami berhasil meraih juara pertama dalam lomba itu," ujar Barra saat ditemui di lokasi pameran pada Kamis (17/4/2025).

Dari sisi teknologi, motor hidrogen Antasena dirancang dengan fokus utama pada aspek keselamatan. 

Barra menjelaskan, kekhawatiran masyarakat terhadap potensi ledakan dari hidrogen coba mereka atasi dengan penggunaan tabung metal hybrid bertekanan rendah yang lebih aman namun tetap efisien.

"Walau tekanannya lebih rendah, kami juga menambahkan sensor kebocoran. Jadi jika terdeteksi adanya kebocoran hidrogen, sistem otomatis akan memutus aliran hidrogen dan listrik untuk mencegah hal yang tidak diinginkan," jelasnya.

Motor ini juga dilengkapi GPS, sehingga jika hilang dapat dilacak keberadaannya. Dari segi teknologi, kendaraan ini termasuk hybrid karena menggabungkan hidrogen dengan baterai sebagai sumber energi tambahan.

"Di awal saat butuh tenaga besar, motor akan memakai kombinasi energi dari hidrogen dan listrik baterai. Saat daya yang dibutuhkan menurun, sistem otomatis akan beralih menggunakan hidrogen. Bahkan ketika motor berhenti di lampu merah, hidrogen akan mengisi ulang baterai. Semua berjalan otomatis," papar Barra.

Dia juga menambahkan, prospek penggunaan hidrogen sebagai bahan bakar sangat menjanjikan, mengingat sumbernya yang melimpah dari air. 

Namun, saat ini regulasi khusus terkait kendaraan hidrogen di Indonesia masih belum tersedia.

"Kalau infrastruktur hidrogen sekarang masih terbatas, umumnya hanya digunakan di sektor industri. Tapi kalau sudah masif, harga hidrogen bisa jauh lebih murah dibanding listrik atau bensin," ucapnya optimis.

Selain sepeda motor, tim ITS juga memamerkan mobil prototipe bertenaga hidrogen yang sudah menorehkan prestasi internasional. 

Pada Februari lalu, di ajang Shell Eco-Marathon Asia Pacific and Middle East 2025 di Qatar, mobil tersebut memborong empat penghargaan, termasuk juara 1 Vehicle Design Award, juara 2 Communication Award (HAVAS), juara 2 Carbon Footprint Reduction Award, dan juara 3 Prototype Category untuk Hydrogen Fuel Cell.

"Penghargaan ini menjadi semangat bagi kami untuk terus berinovasi," tukas Barra.