Ntvnews.id, Tokyo - Perusahaan otomotif asal Jepang, Nissan, dilaporkan akan kembali memangkas jumlah karyawannya secara besar-besaran di berbagai negara akibat kondisi keuangan yang terus memburuk. Menurut laporan NHK pada Senin, 12 Mei 2025 waktu setempat, lebih dari 10.000 pegawai akan terdampak gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) terbaru ini.
Dengan adanya putaran PHK tambahan ini, total jumlah karyawan Nissan yang terkena dampak disebut telah mencapai sekitar 20.000 orang, atau sekitar 15 persen dari keseluruhan tenaga kerja global perusahaan tersebut, berdasarkan laporan dari stasiun penyiaran nasional Jepang tersebut.
Baca Juga: Trump Ungkap Berhasil Cegah Perang Nuklir India-Pakistan Pakai Ancaman Dagang
Nissan diketahui mengalami kerugian bersih yang cukup besar, yakni sebesar 750 miliar yen (setara lebih dari Rp84 triliun) pada tahun fiskal 2024, yang berlangsung dari 1 April 2024 hingga 31 Maret 2025.
Padahal, estimasi kerugian sebelumnya yang dipublikasikan pada awal Maret hanya berkisar 80 miliar yen (sekitar Rp8,97 triliun), menurut NHK.
Meningkatnya tekanan finansial membuat manajemen perusahaan melakukan perubahan di jajaran pucuk pimpinan. Pada Maret lalu, posisi CEO yang semula dipegang oleh Makoto Uchida digantikan oleh Ivan Espinosa, yang sebelumnya menjabat sebagai direktur perencanaan di perusahaan otomotif tersebut.
Espinosa resmi mulai menjalankan tugas sebagai Presiden
(Sumber: Antara)