Porsche dan Volvo PHK Ribuan Karyawan, Ini Penyebabnya

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 28 Mei 2025, 10:33
thumbnail-author
Adiantoro
Penulis & Editor
Bagikan
Ilustrasi. Logo Porsche dan Volvo. (Foto: Istimewa via Carscoops) Ilustrasi. Logo Porsche dan Volvo. (Foto: Istimewa via Carscoops)

Ntvnews.id, Jakarta - Industri otomotif Eropa tengah menghadapi tekanan besar di tengah ketidakpastian masa depan, mendorong banyak produsen mobil untuk memangkas tenaga kerja secara signifikan. 

Dilansir dari Carscoops, Rabu, 28 Mei 2025, setelah Volkswagen (VW) mengumumkan rencana pemutusan lebih dari 35.000 karyawan di Jerman hingga 2030, kini giliran Porsche dan Volvo mengambil langkah serupa.

Porsche Restrukturisasi, Pangkas Hampir 4.000 Pekerja

Porsche mengumumkan restrukturisasi besar-besaran sebagai respons terhadap lambatnya transisi ke kendaraan listrik. 

Dalam rencana strategis barunya, perusahaan akan tetap memproduksi mobil bermesin pembakaran internal (ICE) dan hybrid plug-in karena permintaan kendaraan listrik (EV) tidak tumbuh secepat yang diperkirakan. 

Selain itu, Porsche akan meninjau kembali operasional baterai mereka. Langkah ini disertai dengan program pengurangan biaya dan efisiensi besar-besaran, yang akan berujung pada pemangkasan sekitar 3.900 posisi kerja pada 2029. 

Diskusi dengan dewan pekerja mengenai paket efisiensi jangka menengah dan panjang pun tengah berlangsung.

"Dunia telah berubah. Kita sedang menghadapi badai besar. Tapi kami siap, kami punya rencana, dan kami bergerak cepat," ujar CEO Porsche, Dr. Oliver Blume. 

Volvo PHK 3.000 Pegawai Global

Sementara itu di Swedia, Volvo mengumumkan pemangkasan sekitar 3.000 posisi global sebagai bagian dari upaya efisiensi biaya dan pengelolaan kas. 

Pemutusan ini akan berdampak signifikan pada staf kantor, terutama di Swedia, dengan sekitar 1.200 karyawan dan 1.000 konsultan terdampak.

Pemangkasan dijadwalkan berlangsung pada musim gugur ini, dengan biaya restrukturisasi diperkirakan mencapai 1,5 miliar krona Swedia (sekitar US$157 juta).

CEO Volvo, Håkan Samuelsson, menyebut keputusan ini sebagai langkah sulit namun perlu. 

"Industri otomotif sedang berada di periode penuh tantangan. Untuk mengatasi hal ini, kami harus memperkuat posisi keuangan dan memangkas biaya secara structural," ungkap Samuelsson.  

x|close