Ntvnews.id, Jakarta - Penjualan mobil di China mencatat kenaikan untuk bulan keempat berturut-turut pada Mei, namun laju pertumbuhan melambat di tengah persaingan harga yang semakin tajam di pasar otomotif terbesar dunia itu.
Data dari Asosiasi Mobil Penumpang China (CPCA) pada Senin, 9 Juni 2025, seperti dilaporkan Reuters, mencatat penjualan kendaraan bulan lalu mencapai 1,96 juta unit, naik 13,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Kendati tetap tumbuh, angka ini sedikit melambat dibandingkan dengan kenaikan 14,8 persen pada April.
Penjualan mobil listrik dan hybrid juga mengalami perlambatan, tumbuh 28,2 persen secara tahunan, turun dari 33,9 persen di bulan sebelumnya.
Produsen kendaraan listrik terkemuka seperti BYD melaporkan pertumbuhan penjualan sebesar 14,1 persen untuk Mei, turun dari 19,4 persen pada April, meskipun mereka telah meluncurkan program insentif dan subsidi baru menjelang akhir bulan.
Hal serupa terjadi pada produsen mobil besar lainnya seperti Geely dan Chery, yang juga mencatat pertumbuhan lebih lambat akibat tekanan kompetisi harga yang semakin intens.
Situasi ini mendorong kekhawatiran di kalangan pelaku industri terkait keberlangsungan pasar.
Pemerintah pun menyerukan agar perang harga segera diakhiri demi menjaga stabilitas jangka panjang industri otomotif.
Sejumlah produsen besar seperti BYD, Chery, dan Xiaomi mendukung seruan tersebut.
Sekretaris Jenderal CPCA, Cui Dongshu, menyarankan agar produsen kendaraan fokus pada peningkatan kualitas dan inovasi teknologi.
Dia juga menyarankan agar target penjualan tahunan ditinjau ulang agar lebih realistis.
Di sisi lain, ekspor kendaraan dari China menunjukkan pemulihan, tumbuh 13,5 persen secara tahunan pada Mei, membalikkan penurunan 2 persen yang terjadi pada April.