Ilustrasi. Toyota bz4X 2024. (Foto: Istimewa via Carscoops)
Ntvnews.id, Jakarta - Perjalanan Toyota dan Subaru memasuki industri kendaraan listrik kembali menghadapi tantangan besar.
Kali ini, kedua pabrikan mobil itu digugat di Amerika Serikat (AS) karena dugaan kerusakan sistem baterai 12 volt pada model kendaraan listrik mereka, yaitu Toyota bZ4X dan Subaru Solterra.
Dikutip dari Carscoops, Kamis, 12 Juni 2025, gugatan class action yang diajukan di negara bagian California ini mencakup model tahun 2023 hingga 2025.
Inti dari gugatan adalah baterai 12 volt yang digunakan pada kendaraan-kendaraan tersebut disebut rawan mengalami kerusakan dini, yang dapat menyebabkan mobil mati total.
Gugatan juga menuduh Toyota sudah mengetahui potensi masalah ini sebelum kendaraan mulai dijual ke publik.
Meski bukan baterai utama penggerak motor listrik, baterai 12 volt berperan penting dalam mengaktifkan sistem-sistem sekunder kendaraan seperti lampu, wiper, kipas AC, dan sistem elektronik lainnya.
Bahkan, baterai ini juga dipercaya berfungsi sebagai pemicu penghubung antara baterai utama dan sistem penggerak listrik.
Artinya, jika baterai kecil ini bermasalah, seluruh kendaraan bisa lumpuh. Satu penggugat bernama John Wade tercantum dalam berkas gugatan.
Dia membeli Toyota bZ4X pada Maret 2023 dan mengaku mulai mengalami gangguan hanya beberapa minggu setelahnya.
Wade menjelaskan mobilnya mulai menunjukkan berbagai peringatan di dasbor sebelum akhirnya mati total.
Setelah itu, kejadian serupa terulang lagi dalam perjalanan kurang dari 3218,68 km (2.000 mil), dan kali ini bahkan tidak bisa dihidupkan ulang dengan jumpstart.
Wade terpaksa menderek mobilnya ke dealer Toyota, di mana baterai 12 volt diganti. Namun, pada Desember 2024, baterai pengganti tersebut kembali gagal berfungsi.
Frustrasi dengan situasi tersebut, Wade bahkan membeli pengisi daya rumah Level 2 seharga US$4.800 (sekitar Rp78 jutaan), karena mengira masalahnya mungkin terkait dengan sistem pengisian yang tidak optimal.
Toyota diberi tenggat waktu hingga 3 Juli untuk memberikan tanggapan resmi terhadap gugatan ini.
Kasus ini menyoroti tantangan besar yang dihadapi produsen otomotif saat memasuki pasar kendaraan listrik, terutama ketika menyangkut komponen dasar seperti baterai 12 volt yang ternyata dapat membawa konsekuensi serius bila bermasalah.
Ikuti Whatsapp Channel NTVNEWS.ID
