Ntvnews.id, Jakarta - Meski tengah menghadapi tantangan finansial, Nissan tetap gaspol dalam mengembangkan baterai solid-state generasi terbaru.
Perusahaan otomotif asal Jepang ini menargetkan produksi pertama kendaraan listrik dengan teknologi ini dimulai pada 2028.
Janji peningkatan performa signifikan dalam hal jarak tempuh, kecepatan pengisian, efisiensi biaya, dan desain baterai membuat seluruh industri, termasuk Tesla, tak bisa mengabaikan langkah Nissan ini.
Dikutip dari Carscoops, Jumat (20/6/2025), Nissan bukan pemain baru dalam pengembangan baterai solid-state.
Upaya mereka sudah berlangsung selama bertahun-tahun, dan kini mereka menegaskan kembali komitmennya.
Christophe Amblard, Direktur Perencanaan Produk Nissan untuk wilayah Eropa, menyatakan kabar ini kepada Auto Express.
"Ya, kami akan siap dengan baterai solid-state pada tahun 2028," ujarnya.
Namun, Amblard menekankan, Nissan tidak ingin gegabah dalam memasarkan teknologi baru ini.
"Kami tidak bisa terburu-buru. Teknologi ini harus benar-benar matang dan memenuhi ekspektasi pelanggan kami," imbuhnya.
Intinya, Nissan lebih memilih untuk menyempurnakan teknologi ini daripada terburu-buru lalu menyesal.
Baca Juga: Baterai Chery TIGGO 8 CSH Direndam Air Laut Selama Hampir 54 Jam, Tetap Berfungsi Normal
Mengapa Solid-State Jadi Game Changer
Teknologi baterai solid-state menawarkan kepadatan energi hingga 30% lebih tinggi dibandingkan baterai lithium-ion saat ini.
Selain lebih efisien dalam pengemasan, baterai ini lebih murah untuk diproduksi dan mendukung pengisian daya super cepat.
Kuncinya ada pada penghilangan cairan dalam sel baterai, yang juga membantu pengelolaan suhu lebih optimal.
Menariknya, baterai ini juga disebut-sebut akan digunakan pada Nissan GT-R generasi terbaru yang dikabarkan meluncur di akhir decade ini.
Pada 2023, Nissan sempat memamerkan konsep Hyper Force, sebuah kendaraan listrik buas dengan tenaga 1.341 hp.
Walaupun belakangan muncul rumor bahwa mobil ini mungkin akan jadi hybrid, satu hal yang jelas yakni elektrifikasi adalah masa depan Nissan.
Amblard juga memberi isyarat jika baterai solid-state tidak hanya akan digunakan untuk mobil listrik penuh, tapi juga mungkin diterapkan pada kendaraan plug-in hybrid.
"Kami tidak yakin ke mana teknologi ini akan mengarah, tetapi kami secara aktif mengeksplorasi semua aplikasi potensial," urainya.
Bukan Hanya Nissan yang Ngebut
Nissan tidak sendiri dalam perlombaan ini. Toyota, Stellantis, Volkswagen Group, BYD, dan SAIC juga sedang memacu riset solid-state mereka.
Bahkan raksasa baterai dunia, CATL, merencanakan produksi terbatas baterai solid-state mulai 2027.
Tak hanya pemain otomotif, perusahaan teknologi seperti Xiaomi dan Huawei pun mulai ikut bermain, terlihat dari paten-paten baru mereka yang berkaitan dengan teknologi ini.