Ntvnews.id, Jakarta - Huawei baru saja mengajukan paten untuk teknologi baterai solid-state yang diklaim mampu memberikan jangkauan hingga 3.000 km dalam satu kali pengisian daya penuh.
Meski Huawei bukan produsen baterai, perusahaan ini diketahui berinvestasi besar dalam penelitian dan pengembangan teknologi penyimpanan energi.
Dikutip dari ArenaEV, Jumat (20/6/2025), dalam dokumen paten tersebut, disebutkan jika baterai ini dapat diisi penuh hanya dalam lima menit, sebuah klaim ambisius yang jauh melampaui kemampuan baterai lithium-ion konvensional saat ini.
Huawei juga mengungkap baterai tersebut memiliki kepadatan energi antara 400 hingga 500 Wh/kg, atau sekitar dua hingga tiga kali lipat lebih besar dibandingkan baterai yang umum digunakan saat ini.
Baca Juga: Baterai Chery TIGGO 8 CSH Direndam Air Laut Selama Hampir 54 Jam, Tetap Berfungsi Normal
Salah satu terobosan yang ditonjolkan adalah peningkatan stabilitas dan keamanan baterai. Hal ini dicapai dengan mendoping elektrolit berbasis sulfida menggunakan nitrogen, yang diklaim mampu memperlambat degradasi dan meningkatkan stabilitas elektrokimia, dua tantangan besar dalam pengembangan baterai solid-state.
Meski menjanjikan, teknologi ini masih dalam tahap konseptual. Angka-angka yang dipublikasikan bersifat teoritis dan kemungkinan besar masih memerlukan waktu bertahun-tahun sebelum bisa direalisasikan secara komersial.
Selain itu, belum tersedia infrastruktur yang mendukung pengisian cepat untuk baterai solid-state seperti ini. Namun demikian, langkah Huawei ini menegaskan posisi China sebagai pemain utama dalam inovasi baterai solid-state, dengan lebih dari 36% paten global di bidang ini berasal dari negara tersebut.