Ntvnews.id, Jepang - Toyota Motor Corporation kembali menyerahkan laporan kemajuan triwulanan kepada Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi, dan Pariwisata Jepang (MLIT), sebagai bagian dari tanggapan atas perintah koreksi terkait masalah dalam proses sertifikasi model kendaraan.
Laporan ini merupakan yang keempat dan memuat berbagai langkah konkret yang telah dilakukan Toyota untuk mencegah terulangnya pelanggaran, sekaligus memperkuat sistem sertifikasi di seluruh Grup Toyota.
Dikutip dari laman resmi Toyota Global, Selasa (9/9/2025), pada 31 Juli 2024, MLIT menginstruksikan reformasi menyeluruh dalam empat bidang Utama, yakni keterlibatan manajemen, regulasi, pencatatan, dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM).
Menanggapi hal tersebut, Toyota menetapkan tiga pilar utama untuk perbaikan, yaitu Penguatan Fondasi, Monozukuri (proses manufaktur), dan Pengembangan Manusia.
Toyota telah melakukan peninjauan terhadap struktur dan sistem internalnya untuk memastikan setiap karyawan memiliki pemahaman yang jelas mengenai kepatuhan hukum serta mampu menjalankan tugasnya secara tepat.
Perusahaan juga mendorong praktik manajemen langsung di lapangan, di mana para pemimpin, termasuk presiden dan wakil presiden eksekutif, secara proaktif turun ke genba untuk segera menangani setiap ketidaksesuaian yang terjadi.
Sejak laporan terakhir pada Mei, sejumlah langkah konkret telah diimplementasikan. Upaya-upaya ini akan terus dilanjutkan dan diperluas ke seluruh Grup Toyota, dengan prioritas yang telah ditetapkan dan rencana kegiatan yang telah dirancang untuk ke depan.
Langkah-langkah perbaikan yang telah ditempuh:
1. Penguatan Fondasi Operasional
- Menjaga struktur di mana manajemen secara rutin mengunjungi genba operasional untuk mengidentifikasi permasalahan secara langsung dan mengambil keputusan cepat terkait penanganannya.
- Memahami tantangan serta upaya di genba, lalu melanjutkan diskusi pada rapat eksekutif mingguan mengenai langkah-langkah yang perlu diambil manajemen terkait proses sertifikasi.
- Melakukan manajemen terhadap ketidaksesuaian secara berkelanjutan dalam proses pengembangan kendaraan, termasuk audit operasional sertifikasi oleh auditor internal maupun audit eksternal oleh pihak ketiga terhadap manajemen dan penanganan ketidaksesuaian tersebut.
- Selain memahami kondisi aktual di genba pada departemen terkait sertifikasi, dilakukan juga visualisasi terhadap anomali seperti jadwal pengujian sertifikasi dan beban kerja.
Hal ini mendukung pengembangan sumber daya manusia yang terstruktur, alokasi tenaga kerja dan sumber daya fisik yang sesuai dengan beban kerja operasional sertifikasi, serta penyesuaian jadwal yang fleksibel.
Baca Juga: Toyota Satukan Produksi Mobil Mewah Lexus di AS
2. Perbaikan Proses Monozukuri
- Melanjutkan penerapan pendekatan operasional baru dalam proyek-proyek pengembangan yang sedang berlangsung, dengan menyertakan langkah-langkah pencegahan agar kesalahan serupa tidak terulang kembali.
Pendekatan ini mencakup penerapan sistem untuk menilai dampak terhadap operasi sertifikasi di setiap tahap proyek dan pengambilan keputusan manajerial atas dampak tersebut, termasuk mempertimbangkan regulasi yang berlaku, skala dan jadwal sertifikasi, serta jumlah kendaraan yang akan disertifikasi. (Per Agustus 2025, terdapat 137 proyek yang berada dalam cakupan pendekatan ini).
- Melanjutkan pendekatan operasional di mana manajemen secara langsung membahas tindakan perbaikan di lokasi kerja (genba). Diskusi ini telah dilakukan sebanyak 13 kali sejak laporan terakhir, dengan total 45 kali pertemuan, dan hasilnya dilaporkan kepada Dewan Direksi sesuai kebutuhan.
- Menetapkan dengan jelas penanggung jawab untuk setiap proses dalam operasi sertifikasi, termasuk kriteria evaluasi dan keterkaitan antar regulasi.
Selain itu, melakukan peninjauan menyeluruh terhadap kerangka regulasi yang berlaku, agar operasi sertifikasi dapat terus berjalan dengan tetap memastikan kualitas, serta memberikan kewenangan untuk menghentikan operasi bila ditemukan ketidaksesuaian.
- Mengurangi beban kerja di lapangan (genba) dengan memanfaatkan teknologi digital untuk meminimalkan tugas-tugas administratif seperti entri atau transkripsi data.
3. Pengembangan Sumber Daya Manusia
- Menjalin komunikasi yang berkelanjutan antara manajemen dan karyawan, tidak hanya terbatas pada kegiatan pengembangan dan sertifikasi, tetapi juga mencakup tahap perencanaan, produksi, penjualan, serta seluruh operasi yang berkaitan dengan sertifikasi.
- Melaksanakan komunikasi rutin melalui pesan dari Presiden, yang telah dilakukan sebanyak 20 kali.
- Melanjutkan program pelatihan internal yang berkaitan dengan operasional sertifikasi.
Memperkenalkan sistem kualifikasi internal (Sistem Meister) sebagai upaya untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas pengujian sertifikasi secara berkelanjutan sekaligus mendukung pengembangan sumber daya manusia.
Sistem ini terdiri dari lima jenjang kualifikasi, dengan Meister sebagai tingkat tertinggi, yang dirancang untuk mendorong pelaksanaan pengujian sertifikasi yang akurat serta pengembangan kemampuan secara mandiri di setiap genba (lapangan kerja).
Program pendidikan disesuaikan dengan jenjang kualifikasi masing-masing untuk mendukung peningkatan kompetensi secara sistematis.
Komitmen Jangka Panjang
Sejak Februari tahun lalu, Chairman Akio Toyoda memimpin langsung pelaksanaan pelatihan sistem produksi Toyota (TPS) di seluruh perusahaan Grup, guna meningkatkan kualitas kerja dalam proses sertifikasi.
Manajemen juga terus turun ke berbagai lini, mulai dari perencanaan hingga penjualan, untuk mengidentifikasi hambatan serta mendorong sistem kerja yang responsif terhadap potensi masalah.
Toyota menegaskan komitmennya untuk terus memperbaiki sistem sertifikasi demi memulihkan kepercayaan dari seluruh pemangku kepentingan.