KSP Bakal Kaji Skema Impor BBM Satu Pintu Lewat Pertamina

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 18 Sep 2025, 15:33
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Serah Terima Jabatan Kepa Kantor Staf Presiden Serah Terima Jabatan Kepa Kantor Staf Presiden (NTVnews.id)

Ntvnews.id, Jakarta - Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Muhammad Qodari menyampaikan bahwa pihaknya akan menelaah lebih lanjut wacana skema impor bahan bakar minyak (BBM) satu pintu melalui Pertamina yang belakangan ramai diperbincangkan.

"Mohon waktu, karena ini masih transisi dan ini juga isu relatif baru muncul di media, kita mau kaji yang mudah-mudahan nanti kajian-kajian dari KSP ini bisa menjadi masukan, bila perlu pembanding," kata Qodari di Gedung Bina Graha, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis, 18 September 2025.

Menurut Qodari, setiap kebijakan pada dasarnya dilahirkan dengan niat baik. Namun, isu impor BBM yang menyangkut kebutuhan masyarakat luas sering kali menghadirkan tantangan, karena melibatkan banyak pihak dan berpotensi menimbulkan implikasi yang tidak diharapkan. Ia menganalogikan kondisi tersebut sebagai titik buta atau blind spot dalam mengemudi.

Qodari menegaskan pentingnya menciptakan mekanisme agar potensi blind spot bisa dikenali sejak awal. Dengan demikian, kebijakan yang dijalankan nantinya tidak menimbulkan kontroversi ataupun kerugian.

Baca Juga: Momen Sertijab KSP, AM Putranto: Saya Tentara, Tapi Bisa Nangis Juga

"Nah mudah-mudahan kita akan membangun suatu mekanisme di mana blind spot-blind spot itu bisa diidentifikasi dari awal gitu, sehingga tidak menjadi pro kontra, kontroversi atau kerugian di kemudian hari mudah-mudahan," pungkasnya.

Diketahui, kelangkaan BBM mulai terjadi sejak Agustus 2025 di sejumlah SPBU swasta seperti Shell dan BP. Kementerian ESDM menyebutkan penyebabnya adalah tidak adanya tambahan kuota impor BBM untuk pengelola SPBU swasta.

Baca Juga: Kemendag Lepas Ekspor Perdana Kerajinan Serat Alam ke AS Senilai Rp937 Juta

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia kemudian meminta agar SPBU swasta membeli pasokan BBM dari Pertamina. Untuk itu, pengelola SPBU swasta diminta menyerahkan data kebutuhan volume dan spesifikasi BBM kepada Kementerian ESDM agar dapat diteruskan kepada Pertamina.

Berdasarkan data tersebut, Pertamina akan menyesuaikan pengadaan. Jika kebutuhan SPBU swasta bisa dipenuhi tanpa impor tambahan, maka impor tidak perlu dilakukan. Namun, jika pasokan Pertamina belum mencukupi, impor tambahan dapat dilaksanakan oleh Pertamina, yang kemudian dikenal dengan konsep impor BBM satu pintu.

x|close