Bjorka Diduga Bocorkan Data Registrasi SIM Card, 128 Juta Data Warga Indonesia Terancam

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 21 Okt 2025, 16:33
thumbnail-author
Dedi
Penulis & Editor
Bagikan
Bjorka Bocorkan Data SIM Bjorka Bocorkan Data SIM (TikTok @hens4308)

Ntvnews.id, Jakarta - Jagat maya kembali diguncang oleh dugaan kebocoran data berskala besar. Sosok yang dikaitkan dengan peretas “Bjorka” disebut-sebut kembali muncul di forum gelap dan mengklaim memiliki lebih dari 128 juta rekam data registrasi SIM card warga Indonesia.

Dalam unggahan yang beredar, Bjorka mengaku memiliki 128.293.821 data dalam format SQL yang memuat Nomor Induk Kependudukan (NIK), nomor telepon, nama operator seluler, hingga tanggal registrasi kartu.

Data Roy Suryo yang Bocor <b>(TikTok @hens4308)</b> Data Roy Suryo yang Bocor (TikTok @hens4308)

Jika klaim ini benar, maka kebocoran tersebut menjadi salah satu yang terbesar sepanjang tahun 2025. Di media sosial, beredar pula tangkapan layar yang disebut sebagai bukti kebocoran, termasuk kontak dengan nama “Roy Suryo”, yang dijadikan contoh data tokoh publik yang bocor.

Salah satu rujukan yang ramai dibicarakan berasal dari unggahan TikTok akun @hens4308, yang menampilkan foto daftar kontak tersebut. Meski belum ada konfirmasi resmi dari pihak berwenang, isu ini langsung memicu kekhawatiran luas di tengah masyarakat.

Kebocoran data registrasi SIM card bukan hanya pelanggaran privasi, tetapi juga berpotensi menimbulkan ancaman serius terhadap keamanan digital nasional. Data semacam itu bisa dimanfaatkan untuk aksi kejahatan siber seperti SIM-swap, yaitu pengambilalihan nomor telepon korban untuk mengakses akun perbankan, media sosial, atau sistem otentikasi digital lainnya.

Baca Juga: Ditanya Apakah Bjorka yang Ditangkap Asli, Polisi: Saya Nggak Tahu

Dalam konteks ini, para pakar menilai peristiwa tersebut kembali menegaskan pentingnya percepatan implementasi Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi (UU PDP) serta pembentukan Badan Perlindungan Data Pribadi (Badan PDP) yang bersifat independen.

Tanpa lembaga khusus yang memiliki kewenangan kuat dalam menegakkan standar keamanan dan mengawasi pengelolaan data, kebocoran serupa dikhawatirkan akan terus berulang tanpa ada pertanggungjawaban yang jelas.

x|close