Ntvnews.id, Beijing - Presiden China Xi Jinping menyampaikan bahwa China dan Amerika Serikat (AS) akan segera merumuskan langkah tindak lanjut dari hasil pertemuannya dengan Presiden AS Donald Trump.
"Kedua tim juga telah bertukar pandangan secara mendalam mengenai isu-isu ekonomi dan perdagangan dan mencapai konsensus dalam penyelesaian berbagai isu," kata Presiden Xi menurut laman Kementerian Luar Negeri China.
"Mereka harus segera menyusun dan menyelesaikan langkah-langkah tindak lanjut, serta memastikan bahwa kesepahaman ditegakkan dan diimplementasikan secara efektif," kata Xi lagi.
Pertemuan antara Presiden Xi Jinping dan Presiden Donald Trump berlangsung di Busan, Korea Selatan, pada Kamis, 30 Oktober 2025, selama 1 jam 40 menit. Sebelumnya, delegasi China dan AS telah melakukan perundingan dagang di Kuala Lumpur pada 25–26 Oktober 2025.
"Hubungan ekonomi dan perdagangan China-AS telah mengalami pasang surut akhir-akhir ini, dan hal ini juga memberikan sejumlah pemahaman bagi kedua pihak," tambah Xi.
Baca Juga: AS Turunkan Tarif Fentanil Produk China Jadi 10 Persen
Xi menegaskan bahwa hubungan bisnis harus tetap menjadi jangkar dan pendorong utama hubungan kedua negara, bukan justru menjadi batu sandungan atau sumber gesekan.
"Kedua belah pihak harus berpikir secara holistik dan menyadari manfaat jangka panjang dari kerja sama, serta tidak boleh terjebak dalam lingkaran setan saling balas," ungkap Xi.
Presiden Xi juga menekankan pentingnya dialog dibanding konfrontasi. Ia menyerukan agar China dan AS terus menjaga komunikasi di berbagai level untuk meningkatkan saling pengertian.
"Terdapat potensi yang baik bagi kedua negara untuk bekerja sama dalam memerangi imigrasi ilegal dan penipuan telekomunikasi, pemberantasan pencucian uang, kecerdasan buatan, dan penanggulangan penyakit menular," ungkap Presiden Xi.
Lebih lanjut, Xi menyatakan bahwa China dan AS harus menjalin interaksi positif di forum regional dan internasional, mengingat China akan menjadi tuan rumah APEC 2026, sementara AS menjadi tuan rumah KTT G20 tahun depan.
"Kita tidak berniat untuk menantang atau menggantikan siapa pun. Fokus kami selalu pada pengelolaan urusan China sendiri dengan baik, meningkatkan diri dan berbagi peluang pembangunan dengan semua negara di seluruh dunia. Itulah rahasia penting kesuksesan kami," tegas Xi.
  Presiden China Xi Jinping (ANTARA/HO-Kementerian Luar Negeri China)  (Antara)
 Presiden China Xi Jinping (ANTARA/HO-Kementerian Luar Negeri China)  (Antara) 
Sementara itu, Trump dalam pertemuan tersebut memuji Xi sebagai pemimpin besar yang sangat dihormati.
Baca Juga: Myanmar Capai Gencatan Senjata Baru, China Jadi Mediasi
"Dan telah menjadi sahabat saya selama bertahun-tahun. Kami selalu rukun. AS selalu memiliki hubungan yang fantastis, dan hubungan ini akan semakin erat. Kami akan menjadikan China dan AS semakin baik," kata Trump dalam laman tersebut.
Trump menambahkan bahwa China merupakan mitra terbesar AS dan kedua negara dapat melakukan banyak hal besar bersama untuk dunia serta meraih kesuksesan dalam tahun-tahun mendatang.
Dalam wawancara di Air Force One, Trump mengungkapkan bahwa Xi telah menyetujui penangguhan pembatasan ekspor mineral tanah jarang selama satu tahun, yang kemungkinan akan "diperpanjang secara rutin". Langkah itu dilakukan setelah China sebelumnya mengumumkan kontrol ekspor terhadap mineral strategis tersebut.
Selain itu, Trump menyetujui penurunan tarif impor terhadap China, dari 20 persen menjadi 10 persen untuk produk fentanil, sebagai bentuk upaya memperbaiki keseimbangan dagang. Penurunan tarif ini dijadwalkan berlaku segera setelah pertemuan dengan Xi Jinping.
Sebelumnya, produk AS yang masuk ke China dikenakan tarif 10 persen, sedangkan produk China ke AS terkena tarif 30 persen. Kini, kebijakan tersebut akan disesuaikan guna memperkuat kerja sama ekonomi kedua negara.
Trump juga menuturkan bahwa China akan kembali membeli kedelai AS dalam jumlah besar setelah sempat menghentikan impor selama beberapa bulan. “Kedelai dan produk pertanian lainnya dalam jumlah yang sangat besar,” ujarnya.
Lebih lanjut, kedua negara bersepakat untuk "bekerja sama" dalam upaya mengakhiri perang antara Rusia dan Ukraina yang telah berlangsung empat tahun.
Namun, Trump mengakui ada sejumlah topik yang tidak dibahas dalam pertemuan tersebut, seperti isu Taiwan, kebijakan terhadap TikTok, serta larangan penjualan chip kecerdasan buatan berteknologi tinggi Nvidia ke China.
Trump juga mengumumkan rencananya untuk berkunjung ke China pada April, sementara Xi dijadwalkan akan melakukan kunjungan balasan ke AS setelahnya, baik ke Florida maupun Washington. Setelah pertemuan itu, Trump langsung bertolak kembali ke AS.
 
             Donald Trump berjabat tangan dengan Xi Jinping menjelang pembicaraan bilateral (Reuters)
 Donald Trump berjabat tangan dengan Xi Jinping menjelang pembicaraan bilateral (Reuters)                              
                         
         
         
         
         
         
         
         
         
         
         
             
             
             
             
             
         
         
         
         
         
         
         
         
         
         
         
         
         
         
             
             
             
            